Guru di Inggris Apresiasi Murid Berpuasa
LONDON, SATUHARAPAN.COM - Para guru di sekolah negeri di Inggris sangat mengapresiasi murid-murid Muslim, yang menjalani ibadah puasa di bulan suci Ramadan 1437 Hijriah, bertepatan dengan musim panas yang waktu siangnya cukup panjang.
"Guru di Colchester Academy sangat mengapreasi murid-murid yang menjalani ibadah puasa di bulan suci Ramadan," kata seorang siswa setempat, Syarifah Azzahra (11) kepada Antara London, Kamis (9/6).
Syarifah, yang menjalani ibadah puasa pada musim panas untuk kedua kali, mengakui banyak guru dan temannya yang bertanya tentang puasa. "Mereka bingung selama puasa tidak boleh makan dan minum," katanya.
Syarifah adalah putri pasangan Ahmad Jamaan dan Yuslenita Muda, yang tengah mengambil gelar PhD di Essex University, saat ini duduk di bangku kelas tujuh. Ia mengatakan, banyak temannya yang bertanya apakah ia tidak merasa haus.
Menurut Syarifah, guru memberikan keringanan untuk tidak mengikuti pelajaran olahraga yang menguras keringat, apalagi pada saat cuaca di Inggris saat ini cukup panas.
Menjalani ibadah puasa pada musim panas memang tidak mudah, karena waktu siang yang panjang saat matahari tenggelam pada pukul 09.15 malam waktu setempat sementara waktu subuh pada pukul 02.20.
Untuk menyiasati panjangnya waktu siang, dan tentunya membuat waktu tidur berkurang, "Saya minta anak-anak pas pulang sekolah jam tiga langsung tidur," kata Yuslenita Muda yang biasa disapa Ilen oleh rekan-rekannya.
“Apalagi waktu salat Ashar baru pada pukul lima sore lebih 19 menit,” kata ibu tiga anak, yang kesemuanya masih duduk di bangku sekolah dasar ini.
“Selain itu, menunda waktu tidur karena saat usai berbuka sudah larut, dan salat Isya pun tengah malam, akhirnya kami baru tidur setelah selesai salat Subuh pada pukul 02.20 pagi, “ kata Ilen.
Pada tahun lalu, sekolah dasar di Inggris melarang siswa Muslim berpuasa selama bulan Ramadan, atas dasar pertimbangan berpuasa akan memengaruhi kesehatan siswanya.
Barclay Primary School yang terletak di London timur, mengeluarkan surat perintah kepada orang tua, bahwa pihak sekolah tidak mengizinkan siswa Muslim hadir ke sekolah, apabila siswa tersebut berpuasa. Tindakan yang diklaim untuk melindungi kesehatan dan pendidikan anak-anak itu, sempat mengundang kontroversi.
Komunitas Islam di London menyebutkan, seharusnya pihak sekolah meminta pendapat dari orang tua sebelum membuat keputusan, apalagi hal yang terkait agama. Asosiasi Muslim Inggris mengatakan ada peraturan yang memadai untuk melindungi orang berpuasa tanpa campur tangan pihak sekolah.
Sementara itu, Presiden Asosiasi Muslim Inggris Dr Omer El Hamdoon, menyebutkan pihak sekolah seharusnya berbicara terlebih dahulu tentang isu itu, sebelum melaksanakannya. Dalam Islam, ada aturan yang memungkinkan umatnya berbuka puasa, jika tidak mampu berpuasa. Peraturan-peraturan itu termasuk kepada orang-orang yang sakit, golongan anak-anak, dan orang lemah.(AFP/Ant)
Editor : Sotyati
Daftar Pemenang The Best FIFA 2024
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Malam penganugerahan The Best FIFA Football Awards 2024 telah rampung dig...