Guru Mogok Kerja, 300.000 Siswa di Chicago Tidak Sekolah
CHICAGO, SATUHARAPAN.COM - Guru-guru yang mogok kerja berbaris di luar ratusan sekolah di Chicago, Kamis (17/10), setelah serikat guru dan pejabat-pejabat kota itu gagal mencapai perjanjian kontrak di distrik dengan jumlah sekolah terbanyak ketiga di Amerika itu.
Lebih dari 300.000 siswa tidak sekolah akibat aksi pemogokan hari pertama ini, yang tampaknya akan berlanjut hingga Jumat (18/10).
Pemogokan guru di Chicago itu terjadi setelah Serikat Guru Chicago pada Rabu (16/10) malam menegaskan bahwa 25.000 guru anggota serikat itu tidak akan kembali mengajar setelah gagalnya perundingan antara serikat itu dengan Dinas Pendidikan Chicago terkait soal gaji dan tunjangan, ukuran kelas dan waktu persiapan mengajar bagi para guru.
Guru-guru yang piket pada Kamis mengatakan pemogokan itu dilakukan untuk mendapatkan lebih banyak sumber daya dan ukuran kelas yang lebih kecil di distrik yang kekurangan anggaran itu, bukan untuk membuat mereka mendapatkan gaji yang lebih besar.
Seorang guru mengacungkan boneka kertas yang mirip Presiden Argentina Mauricio Macri dalam sebuah demonstrasi di Buenos Aires, Argentina, Senin, 5 Maret 2018. (Foto: VOA)
Pada tahun 2018, ribuan guru, berdemonstrasi di jalan-jalan Buenos Aires
sebagai bagian dari pemogokan 48 jam bersamaan dengan awal tahun ajaran di Argentina.
Demonstrasi yang diselenggarakan serikat guru terbesar di negara itu mengakibatkan jutaan murid sekolah negeri tidak mendapat pelajaran.
Para pengunjuk rasa yang bergerak melewati ibu kota menutup jalan- jalan utama, dan banyak peserta membawa poster yang menyebut kebijakan pemerintah mengenai pendidikan umum sebagai lonceng kematian sektor pendidikan.
Para pengunjuk rasa menuntut agar perundingan kolektif nasional dibuka kembali untuk menaikkan gaji agar sesuai dengan laju inflasi yang tinggi di Argentina.
Para guru menuntut kenaikan gaji diatas batas maksimum yang ditetapkan pemerintah, yaitu 12 persen untuk wilayah Ibu Kota Argentina dan 15 persen di Provinsi Buenos Aires.
Kremlin: AS Izinkan Ukraina Gunakan Senjata Serang Rusia Mem...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kremlin mengatakan pada hari Senin ( 18/11) bahwa pemerintahan Presiden Amer...