Massa Protes di Lebanon Tuntut Pemerintah Mundur
BEIRUT, SATUHARAPAN.COM – Protes massa di Lebanon yang menentang pajak baru melalui aplikasi pengiriman pesan telah berkembang pada tuntutan agar pemerintah Lebanon mengundurkan diri.
Ini adalah protes meluas yang belum pernah terjadi sebelumnya di negara tepi laut mediterania itu, di mana warga dari berbagai sekte dan kelompok menyerukan tuntutan yang sama terhadap pemerintah.
Dalam protes yang telah berlangsung dua hari, seorang pengunjuk rasa tewas di kota Tripoli, Lebanon, setelah pengawal mantan anggota parlemen diduga menembaki sebuah demonstrasi untuk membubarkan para massa pemrotes. Media setempat mengatakan bahwa tentara menangkap salah satu penembak.
Sepanjang Kamis (17/10) malam, para pemrotes berkumpul di lapangan Martir di Beirut. Mereka membakar apa saja, termasuk papan iklan, bahan bangunan, ban dan pohon. Aksi anarkis di Beirut itu, menurut laporan media, berlanjut hingga Jumat (18/10) malam, ketika para pemuda menyatakan bahwa protes tidak akan berakhir sampai pemerintah mengundurkan diri.
Protes ini melibatkan kelompok Muslim, Kristen, dan Druze, menurut laporan Al Arabiya. Rakyat marah, karena situasi ekonomi negara yang krisis, namun korupsi meluas di antara kelas politik.
Kemarahan rakyat berkembang selama beberapa pekan karena dugaan kekurangan mata uang dolar Amerika Serikat dalam ekonomi Lebanon. Nilai tukar mata uang setempat telah merosot tajam dalam perdagangan resmi, dan mengkhawatirkan harga pangan dan kekurangan bahan bakar.
Krisis ini juga terkait dengan sanksi Amerika Serikat terhadap bank yang terlibat pendanaan kelompok teroris.
Editor : Sabar Subekti
Laporan Ungkap Hari-hari Terakhir Bashar al Assad sebagai Pr...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Presiden terguling Suriah, Bashar al Assad, berada di Moskow untuk menghad...