Guru Sekolah Yahudi di Prancis Ditikam, Terkait Anti-Semit
MARSEILLE, SATUHARAPAN.COM - Seorang guru dari sebuah sekolah Yahudi di Marseille, Prancis terluka karena ditikam tiga laki-laki yang memakai kaus berlambangkan anti-Semit (anti kepada ras Semit yang berasal dari Timur Tengah).
“Penyerang memamerkan kaus bergambarkan ISIS dan menunjukkan gambar Mohamed Merah (pemimpin ISIS jaringan Prancis, Red) dari ponselnya,” kata Jaksa Kota Marseilles, Brice Robin, hari Rabu (18/11) seperti diberitakan situs online Prancis, 20 Minutes.
Kepala Kepolisian wilayah Aix-en Rhône (sebelah barat Marseille) Laurent Nuñez menjelaskan serangan terjadi Rabu (18/11) malam WIB terjadi di kawasan elit di Marseille, Nunez menegaskan bahwa kepolisian mengerahkan ratusan personel untuk melacak pelaku. Korban–yang dirahasiakan identitasnya–saat ini masih dirawat di rumah sakit dan menderita luka lengan, kaki dan perut.
Pada bulan Maret 2012, Mohamed Merah menewaskan tujuh orang atas nama jihad di Toulouse dan Montauban, kemudian tiga tentara dan seorang guru dan tiga siswa muda di sebuah sekolah Yahudi.
Nunez telah mengkonfirmasi hal ini kepada Menteri Dalam Negeri, Bernard Cazeneuve. Dalam sebuah pernyataan Bernard Cazeneuve menyatakan kemarahan ini sebagai agresi pengecut.
Guru, yang mengenakan pakaian ibadah Yahudi sedang keluar dari pusat komunitas Yavneh (pusat religius Yahudi di Marseille) ketika ia diserang oleh orang-orang dengan mengendarai skuter, Nunez belum dapat mengidentifikasi pelaku.
Kepolisian masih memblokir jalan dimana serangan itu terjadi di distrik utara Marseille. Michèle Teboul, Presiden CRIF (Perwakilan Yahudi untuk Parlemen Prancis) wilayah Marseille menyatakan bahwa dia sangat terkejut.
“Sudah dua kasus dari jenis yang sama dalam waktu singkat, dan ini sangat mengkhawatirkan,” kata Teboul.
Pada tanggal 24 Oktober, seorang laki-laki melakukan serangan terhadap tiga orang Yahudi, melukai salah satu dari mereka dengan pisau di dekat sebuah sinagoga di Marseille.
Kepolisian Prancis yang menangkap seorang penyerang yang berusia 30 tahun itu sebagai pelaku kejahatan dengan pisau yang cukup berpengalaman, karena sebelumnya telah menyerang dua orang, termasuk seorang rabi, dekat sinagoga.
Penyerang telah mengucapkan pernyataan anti-Semit, menegaskan sebelum polisi menangkapnya. Menurut rencana, penyerang tersebut saat ini ditempatkan dalam tahanan di Marseille, dan untuk diadili pada 9 Desember mendatang.
Stéphane Mari, Presiden Partai Sosialis Wilayah kota Marseille, mengirimkan simpati dan duka cita kepada keluarga korban penusukan. Peristiwa yang terjadi Selasa (17/11) yakni saat orang muda menyerang seorang pejalan kaki di jalan keluar sebuah stasiun MRT (Mass Rapid Transit) di Marseille.
Menurut laporan kepolisian Marseille penyerang berusia sekitar dua puluh tahun, saat ditangkap pelaku membawa foto yang mereferensikan simbol-simbol agama dari perempuan muda mengenakan jilbab.
"Para wakil sosialis kota Marseille memastikan korban dan keluarga mereka dengan semua simpati mereka dan mengutuk dalam istilah terkuat perbuatan keji," tulis Mari dalam sebuah pernyataan.
"Kami percaya polisi dikerahkan untuk melacak pelaku serangan-serangan pengecut dan berharap bahwa Marseille akan tetap aman di masa-masa sulit sekarang ini,” kata dia. (20minutes.fr).
Editor : Eben E. Siadari
Prasasti Batu Tertua Bertuliskan Sepuluh Perintah Tuhan Terj...
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Prasasti batu tertua yang diketahui yang bertuliskan Sepuluh Perintah Tuha...