Gus Dur Memiliki Pengetahuan Pemahaman dan Pemikiran Luas
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Abdurrahman Wahid, yang akrab dipanggil Gus Dur memiliki pengetahuan pemahaman dan pemikiran Luas. Karena Gus Dur hidup dalam pelbagai latar belakang gerakan sosial dan budaya. Salah seorang kerabat Gus Dur, Zastrouw, menuturkan bahwa faktor latar belakang ini yang membuat luasnya cakupan dan pemahaman mantan orang nomer satu di Indonesia ini.
Ketua Lesbumi PB NU (Lembaga Seniman Budayawan Muslimin Indonesia Pengurus Besar Nahdlatul Ulama) ini mengurai genealogi pemikiran Gus Dur. “Sejak kecil beliau dalam lingkungan pesantren. Ketika di pesantren sudah menghadapi masyarakat yang beragam. Sebagai orang berbasis NU dia kost di tempat pimpinan Muhammadiyah.” kata Zastrouw di bedah buku ‘Gus Dur: Guru dan Masa Depan Papua’ di Perpustakaan MPR RI Jakarta pada Jum’at (28/2).
Zastrouw juga menyebutkan Gus Dur membaca karya Das Kapital Karl Marx, What to be Done Vladimir Lenin, dari seorang guru bahasa Inggris yang merupakan anggota Partai Komunis Indonesia (PKI). Gus Dur pun bergaul siswa-siswa Katolik di Kolese de Britto. Selama di Indonesia, Gus Dur belajar khazanah kitab klasik Islam. Ini merupakan fase internalisasi.
Sementara ketika di Mesir merupakan fase eksplorasi Gus Dur.
“Di Mesir, dia bertemu dengan pemikiran Islam liberal sampai yang fundamentalis kanan dalam. Dia baca bukunya, cari orangnya, dan mengajak dialog. Itu yang membuat dia malas kuliah. Karena di kuliah tidak dapat apa-apa. Mendingan nonton bioskop saja daripada tidak memperoleh sesuatu. Dari bioskop yang disukai Gus Dur itu film Prancis. Bintang film Prancis dekade ’60-an hingga ’70-an dia hapal.”
Di Irak, Gus Dur bertemu Presiden Saddam Husein. Gus Dur pernah menjadi salah satu steering committee Partai Ba’ath, partai yang berkuasa di Irak selama Saddam Husein berkuasa. Gus Dur masih menjadi Dewan Kurator Universitas Baghdad sampai sebelum jatuhnya Saddam Husein.
Gus Dur pun menjadi salah satu anggota Yayasan Shimon Perez.
Luasnya cakupan pengetahuan dan pemahaman karena Gus Dur mau belajar. Dia pun tidak segan-segan belajar kepada para buruh galangan kapal di Jerman.
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...