Gus Yahya Jengkel NU Dianggap Barang Dagangan dalam Politik Praktis
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM-Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Yahya Cholil Staquf, menegaskan bahwa Nahdlatul Ulama (NU) bukanlah alat yang bisa dipermainkan untuk kepentingan politik praktis.
"Iini supaya orang politisi ini tidak mempermainkan agama. NU saja kami nggak mau dipermainkan untuk pencalonan begini-begitu, apalagi agama, jangan dipermainkan," kata Gus Yahya di Jakarta, hari Senin (7/8).
Pernyataan Yahya tersebut menanggapi adanya klaim dari partai politik maupun politisi yang mengaku telah mendapat mandat perjuangan dari PBNU dalam kontestasi politik tahun 2024.
Pria yang akrab disapa Gus Yahya ini mengaku jengkel karena NU selalu dinilai sebagai barang dagangan dalam politik praktis, termasuk klaim-klaim merepresentasikan NU.
"Bahwa tidak ada calon presiden atau calon wapres atas nama NU. Pokoknya tidak ada," kata dia.
Menurut dia, memang banyak warga nahdliyin yang aktif di partai politik, tetapi bukan serta-merta mewakili NU. Ia meminta agar aktor politik mengandalkan kredibilitasnya untuk meraih suara politik, bukan karena NU.
"Siapapun calonnya itu atas nama kredibilitas masing-masing, enggak ada yang atas nama NU, apalagi atas nama Islam. Pasti tidak ada," katanya.
Sebelumnya, Gus Yahya meminta identitas agama tidak dimanipulasi menjadi senjata untuk meraih dukungan politik atau menyerang pihak lain. Praktik manipulasi semacam itu justru berpotensi menggiring agama sebagai sumber masalah.
"Kita harus mencegah agama kita menjadi masalah," katanya. Menurut Gus Yahya, dua pemilihan umum terakhir, yakni Pilpres 2014 dan Pilpres 2019 menjadi pengalaman buruk imbas penggunaan politik identitas.
"Pengalaman yang sangat buruk terkait politik identitas di mana orang menggunakan agama sebagai senjata untuk mendapatkan dukungan politik guna menyerang orang lain," kata dia.
Editor : Sabar Subekti
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...