Hadir Buku Serial Literasi Agama untuk Kalangan Millenial
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, meluncurkan buku Serial Literasi Agama untuk Remaja, khususnya bagi kaum millenial. Peluncuran Buku "Meyakini, Menghargai, dan Merayakan Keragaman" ini berlangsung di Auditorium Perpusnas, Jakarta, Senin (28/01),yang dilansir situs kemenag.go.id.
Dalam sambutannya, Menag mengapresiasi kehadiran buku tersebut sebagai bagian dari upaya untuk terus menjaga ke-Indonesiaan yang religius. Buku tersebut juga diharapkan berkontribusi dalam menjaga dan membangun peradaban dunia.
“Peluncuran buku ini, meski dimaksudkan untuk generasi muda, namun juga sangat penting untuk orang dewasa. Orang dewasa juga memerlukan informasi buku ini,” kata Menag diikuti riuh tepuk tangan peserta peluncuran buku.
“Terima kasih dan apresiasi atas buku ini, karena sangat membantu misi Kemenag dalam membangun kehidupan keagamaan, kerukunan, dan membangun kualitas pendidikan yang lebih baik,” katanya.
Menag menilai penerbitan buku ini, dari sisi waktu sangat tepat. Sebab, saat ini, kata Menag, kaum muda dan masyarakat Indonesia kekurangan bahan bacaan, yang bisa menjelaskan tentang keragaman dalam kehidupan keagamaan, yang pada akhirnya melahirkan kesadaran bahwa keragaman adalah kehendak Tuhan.
“Semoga buku ini mengisi kekosongan yang ada pada kita,” kata Menag.
Menag berharap, buku ini tidak hanya menjelaskan keragaman pada setiap agama, tapi juga menjelaskan kenapa Tuhan menciptakan keragaman. Karena ini yang melandasi agar orang menjadi lebih rendah hati dalam beragama.
Dijelaskan Menag, penerbitan buku ini momentumnya sangat pas dalam konteks moderasi beragama. Kemenag juga dalam beberapa tahun terakhir terus mendorong gerakan Moderasi Beragama. Istilah ini yang terus disosialisasikan, agar pengamalan agama masyarakat Indonesia senantiasa berada pada jalur yang moderat.
“Agama itu sendiri tentu moderat, tidak berlebih-lebihan karena datang dari Tuhan. Tapi seperti tadi, pemahaman kita terhadap agama yang membawa kita pada pengamalan agama, boleh jadi kita terjerembab pada pengamalan yang berlebih-lebihan,” kata Menag.
Sebelumnya, tim PPIM UIN Jakarta Prof Jamhari menyampaikan bahwa PPIM UIN Jakarta sudah melakukan research terkait kecenderungan beragama anak muda.
Survey menemukan, ada kecenderungan yang cukup mengkhawatirkan di kalagan anak muda karena gampang terpapar dalam faham radikalisme. Itu disebabkan banyak hal, salah satunya karena mereka kekurangan bahan bacaan. “Maka buku ini hadir,” kata Jamhari.
Dijelaskan Jamhari, PPIM UIN Jakarta bekerjasama dengan ConveyID, UNDP Indonesia, Expose penerbit Mizan, meluncurkan buku ini untuk mengisi kekokosongan bacaan yang baik bagi anak muda. Kerjasama ini kiranya ingin menanam pohon lewat buku agar kaum millenial tidak gampang terpapar dengan faham radikalisme.
“Buku ini sangat sederhana, bagaimana mengajarkan agama kepada orang lain,” kata Jamhari.
Albania akan Blokir TikTok Setahun
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Pemerintah Albania menyatakan akan memblokir media sosial TikTok selama s...