HAM PBB: Kasus Peracunan Navalny Kejahatan Serius
JENEWA, SATUHARAPAN.COM - Kepala Kantor Urusan Hak Asasi Manusia (HAM) PBB menyerukan pemerintah Rusia untuk melakukan, atau bekerja sama dalam penyelidikan independen atas kasus peracunan pemimpin oposisi Rusia Alexei Navalny.
Juru bicara Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia, Rupert Colville menjelaskan tindakan meracuni itu sebagai ''kejahatan serius yang dilakukan di dalam negeri Rusia''.
“Itu adalah kewajiban otoritas Rusia untuk menyelidiki sepenuhnya siapa yang bertanggung jawab atas kejahatan ini, kejahatan sangat serius yang terjadi di dalam negeri Rusia dan untuk menjamin perlindungan hak asasi warga negaranya termasuk Navalny,” kata Colville.
Navalny yang dikenal sebagai pengkritik tajam Presiden Rusia Vladimir Putin, diterbangkan ke Jerman bulan lalu, setelah jatuh sakit pada 20 Agustus dalam penerbangan domestik di Rusia.
Pakar senjata kimia Jerman mengatakan, hasil pemeriksaan menunjukkan Navalny, yang berusia 44 tahun, diracun dengan agen saraf era Soviet, Novichok. Hasil tes ini mendorong pemerintah Jerman menuntut Rusia untuk menyelidiki kasus itu pekan lalu.
Rupert Colville menambahkan, “Tidak cukup hanya menyangkal bahwa ia diracun, dan menolak perlunya penyelidikan yang menyeluruh, independen, tidak memihak dan transparan terhadap upaya (percobaan) pembunuhan ini.”
Komisaris Tinggi PBB Urusan HAM, Michelle Bachelet menyambut baik kondisi Navalny yang sadar dari koma di rumah sakit Berlin, kata juru bicara Rupert Colville, hari Senin (8/9).
“Alexei Navalny jelas membutuhkan perlindungan negara, meskipun ia adalah duri dalam politik bagi pihak pemerintah," kata Bachelet melalui juru bicaranya. (VOA)
Laporan Ungkap Hari-hari Terakhir Bashar al Assad sebagai Pr...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Presiden terguling Suriah, Bashar al Assad, berada di Moskow untuk menghad...