Hamas Buka Perbatasan dengan Mesir di Rafah 4 Hari
RAFAH, SATUHARAPAN.COM-Pemerintahan Gaza yang dijalankan Hamas pada hari Senin (13/4) untuk sementara membuka kembali perbatasan dengan Mesir di Rafah. Perbatasan itu ditutup karena pandemi virus corona baru, dan dibuka untuk memungkinkan ratusan warga Palestina kembali.
Lalu lintas satu arah ke daerah kantong di pantai pantai melalui penyeberangan Rafah akan diizinkan untuk empat hari mendatang, kata kementerian dalam negeri Gaza.
Semua yang kembali akan dimasukkan ke dalam karantina selama 21 hari, dan kewajiban ini dapat diperpanjang, kata juru bicara kementerian dalam negeri, Iyad Al-Bozm.
Sejauh ini, hanya 13 orang yang terinfeksi COVID-19 yang telah dikonfirmasi di Gaza, semuanya adalah orang yang kembali ke wilayah itu atau mereka yang berhubungan dengan mereka saat berada di karantina.
Tetapi di Jalur Gaza, di bawah blokade yang diberlakukan Israel sejak 2007, adalah salah satu wilayah yang paling padat penduduknya di bumi dan memiliki sistem kesehatan yang buruk.
Untuk mencegah menyebaran virus corona baru, Hamas telah memberlakukan serangkaian langkah, termasuk menutup pasar, sekolah dan masjid.
Gaza, yang diperintah oleh kelompok Islamis Hamas sejak 2007, telah kehabisan alat pengujian COVID-19 pekan lalu, tetapi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mengirim 480 kit pada hari Minggu (12/4).
Di aula kedatangan di Rafah, pada hari Senin, warga yang kembali bertemu dengan lusinan petugas polisi, dokter, dan perawat yang mengenakan peralatan medis pelindung.
Di antara mereka yang kembali adalah pelajar dan orang-orang yang berada di luar Gaza untuk perawatan penyakit lain, kata dokter Mohamed Abu Salamieh.
Perbatasan Rafah dengan Mesir adalah satu-satunya jalan keluar dari Gaza selain ke Israel.(AFP)
Editor : Sabar Subekti
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...