Hampir Sepertiga Penduduk Dunia Kelebihan Berat Badan
WASHINGTON, SATUHARAPAN.COM – Hasil riset menunjukkan sekitar 4 juta orang meninggal karena penyakit kardiovaskular, diabetes, kanker, dan penyakit lain yang terkait kelebihan berat badan pada tahun 2015.
Hampir sepertiga penduduk dunia kelebihan berat badan atau mengalami obesitas, dan jumlah orang yang berisiko mengalami kematian akibat permasalahan kesehatan terkait kelebihan berat badan “alami sebuah krisis kesehatan publik di tingkat global yang mengkhawatirkan,” kata sebuah studi, pada hari Senin (12/6).
Sekitar 4 juta orang meninggal karena penyakit kardiovaskular, diabetes, kanker, dan penyakit lain yang terkait kelebihan berat badan pada tahun 2015, yang mendorong laju kematian terkait kelebihan berat badan meningkat 28 persen dibandingkan tahun 1990, menurut hasil riset tersebut.
“Orang yang mengabaikan kenaikan berat badan menanggung risikonya sendiri,” kata Christopher Murray, satu dari beberapa penulis studi yang dipublikasikan di the New England Journal of Medicine, yang dilansir situs voaindonesia.com.
Pada tahun 2015, kelebihan berat mempengaruhi 2,2 miliar orang yang sama dengan 30 persen dari penduduk dunia, menurut hasil studi tersebut.
Hampir 108 juta anak-anak dan lebih dari 600 juta orang dewasa tergolong menderita obesitas, yaitu yang memiliki indeks massa tubuh di atas 30, kata penelitian yang mencakup 195 negara.
Lebih dari 60 persen kematian terjadi di antara kelompok ini, sebagaimana ditemukan oleh studi yang dilakukan oleh the Institute for Health Metrics and Evaluation (IHME) di the University of Washington.
BMI dihitung dengan membagi berat badan seseorang dalam kilogram dengan tingginya dalam meter persegi, dan adalah sebuah indikasi apabila seseorang memiliki berat badan tubuh yang ideal atau tidak.
Angka BMI di atas 25 menunjukkan kelebihan berat badan, di atas 30 termasuk obesitas, dan lebih dari 40 menunjukkan obesitas yang parah.
Menurut Badan Kesehatan Dunia (World Health Organization), angka obesitas telah naik lebih dari dua kali lipat sejak 1980, mencapai sebuah proporsi epidemik.
Laju obesitas di antara anak-anak meningkat lebih cepat dibandingkan di antara orang dewasa di banyak negara, termasuk Aljazair, Turki, dan Yordania, menurut studi tersebut.
Sementara itu, hampir 800 juta orang, termasuk 300 juta anak-anak, pergi tidur dalam keadaan lapar setiap malam, menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Pola makan yang buruk dan gaya hidup yang kurang banyak aktivitas fisik, adalah faktor yang dituduh sebagai sumber penyebab dari meningkatnya orang yang kelebihan berat badan, menurut para pakar. Urbanisasi dan pembangunan ekonomi telah menyebabkan peningkatan laju obesitas juga di negara-negara miskin, yang sebagian populasi tidak mempunyai cukup makanan, karena orang-orang meninggalkan pola makanan tradisional yang kaya akan sayur dan beralih ke makanan hasil pemrosesan.
“Lebih banyak orang yang mengkonsumsi makanan hasil pemrosesan yang tinggi akan gula dan lemak serta kurang melakukan aktivitas fisik,” kata Boitshepo Bibi Giyose, ahli gizi senior di badang Organisasi Pangan dan Pertanian di Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Penelitian di Meksiko, Brasil, Tiongkok, Korea Selatan, dan Inggris oleh Overseas Development Institute yang berpusat di London telah menunjukkan biaya makanan hasil pemrosesan seperti es krim, hamburger, kripik, dan cokelat telah berkurang sejak 1990, sementara biaya produksi buah-buahan dan sayur-sayuran segar semakin meningkat.
Editor : Sotyati
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...