Loading...
EKONOMI
Penulis: Diah Anggraeni Retnaningrum 14:53 WIB | Sabtu, 14 November 2015

Harga Beras Medium Naik

Ilustrasi. Seorang warga dengan muka sumringah membeli beras darui operasi pasar yang digelar oleh Bulog. (Foto: Dok. satuharapan.com/Dedy Istanto)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Direktur Jenderal Kementerian Perdagangan Srie Agustina menyatakan pasokan beras medium saat ini yang beredar di pasaran mungkin akan mengalami kenaikan harga karena pasokannya menipis.

“Naik di kisaran tren mingguan ini 1,7 sampai 2 persen saja kok,” kata Srie yang ditemui di Kantor Kementerian Pertanian Jakarta Selatan usai menghadiri MoU Kerja Sama Pengadaan Komoditi Pangan Strategis hari Jumat (13/11).

Hingga saat ini, kata dia, pasokan beras nasional sebenarnya sudah sangat cukup karena panen sudah mulai terjadi di beberapa daerah. Namun, panen kali ini hanya menambah pasokan beras tingkat premium saja. Oleh karena itu, pasokan beras di tingkat medium yang diminati banyak masyarakat Indonesia mulai berkurang dan dapat diperkirakan akan mengalami kenaikan harga.

Kebijakan Pembelian Beras Premium Pacu Kelangkaan Beras Medium

Seperti yang dilansir dari kompas.com pekan lalu, kebijakan pembelian beras premium oleh Bulog membuat pasokan beras medium ikut menipis. Pasalnya, pengusaha penggilingan padi akhirnya meningkatkan produksinya pada beras premium.

"Tren pasokan beras ke pasar berubah, para tengkulak dan penggilingan melihat ada peluang mengejar produksi beras premium," kata Ketua Umum Penggilingan Padi dan Pengusaha Beras Indonesia (Perpadi) Sutarto Alimoeso di Jakarta,hari Minggu (8/11).

Selain itu, kata dia, yang terjadi di lapangan adalah ada pengusaha yang akan mencampur beras medium dengan beras premium sehingga terbentuklah harga beras baru dengan kualitas di atas medium. Inilah yang memicu harga beras naik.

Berdasarkan data, beras kualitas premium yang dimiliki oleh Bulog mencapai sekitar 700.000 ton dari total beras yang dimiliki oleh Bulog yang mencapai sekitar 1,39 juta ton.

Saat ini, rata-rata harga beras nasional kualitas medium saat ini mencapai Rp 10.472,01 per kg dari Rp 10.444,66 per kg pada pekan lalu.

Badan Pusat Statistik mencatat bahwa harga beras kualitas medium di penggilingan pada Oktober 2015 naik 0,24 persen menjadi Rp 8.960,00 per kg jika dibandingkan dengan bulan September yang mencapai Rp 8.939,61.

Kemudian, harga beras kualitas rendah di penggilingan pada Oktober 2015 naik 0,12 persen menjadi Rp 9.455,01 per kg bila dibandingkan pada bulan sebelumnya yang mencapai Rp 8.906,13 per kg.

Sedangkan harga kualitas premium di penggilingan juga mengalami kenaikan 0,12 persen pada Oktober 2015 yaitu sebesar Rp 9.455 per kg dari Rp 9.444,06 per kg pada bulan sebelumnya.

Operasi Pasar

Untuk mengantisipasi kenaikan harga komoditi pangan seperti beras, cabai dan daging sapi, biasanya Kemendag akan meminta Perum Bulog untuk melakukan operasi pasar (OP) di beberapa daerah.

Seperti yang terjadi pada dua tahun yang lalu, memasuki bulan puasa biasanya harga komoditi akan naik tajam di pasaran. Gita Wirjawan yang pada saat itu menjabat sebagai Menteri Perdagangan (Mendag) pada Juli 2013 mulai gencar melakukan operasi pasar demi menstabilkan harga dan pasokannya.

“Jika harga beras mengalami kenaikan biasanya akan menimbulkan kenaikan harga komoditas bahan pangan pokok lainnya. Untuk itu, kami akan ambil langkah antisipatif dan terus memonitor pergerakan harganya,” kata dia.

Begitu pula yang pernah dilakukan oleh Rachmat Gobel saat menjadi Menteri Perdagangan di awal masa pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla. Di saat harga daging melonjak tajam atau turunnya harga bahan bakar minyak (BBM), Gobel langsung meminta Bulog untuk melakukan operasi pasar.

“Kita akan lakukan operasi pasar. Jadi saya bersama dengan kepolisian dan dinas perdagangan di daerah, kita akan melakukan operasi pasar untuk melihat dan meminta kepada pedagang-pedagang untuk tidak menahan barang,” kata Menteri Perdagangan Rachmat Gobel kepada satuharapan.com usai melakukan konferensi pers terkait dengan peredaran barang di Auditorium Kementerian Perdagangan, Jakarta Pusat, Kamis (15/1).

“Harga BBM turun, harga (barang-barang) kok tetap? Karena pedagang tidak mau menurunkan harga. Bukan lagi karena BBM. Itu karena pedagang tidak mau turunkan harga. Oleh karena itu, kita akan melakukan operasi pasar bersama.”


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home