Harga Minyak Bervariasi di Perdagangan Asia
SINGAPURA, SATUHARAPAN.COM - Harga minyak bervariasi di perdagangan Asia Jumat di tengah melemahnya permintaan minyak AS dan adanya pemberitaan bahwa terminal di Libya akan memulai kembali berproduksi awal minggu depan, kata para analis.
Kontrak utama New York, untuk minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Desember turun empat sen menjadi 96,34 dolar dalam pertengahan perdagangan pagi, sementara minyak mentah Brent North Sea untuk penyerahan Desember naik tiga sen menjadi 108,87 dolar.
Kenny Kan, seorang analis pasar dengan CMC Markets mengatakan harga WTI masih dibebani oleh permintaan AS yang lemah, yang tercermin dalam kenaikan kuat dalam persediaan minyak mentah negara itu.
"Harga minyak mentah WTI mengalami penurunan akumulatif hampir 6,0 persen selama perdagangan pada Oktober karena laporan (US Energy Information Administration) menunjukkan persediaan minyak mentah meningkat menjadi 383 juta barel pada minggu yang berakhir 25 Oktober ," katanya dalam sebuah catatan.
Berita bahwa terminal Al - Harriga Libya akan melanjutkan produksi minggu depan tetap menjadikan harga Brent tidak stabil, dengan analis menunjuk keetidakpastian.
Terminal Al - Harriga, yang memiliki kapasitas 110.000 barel per hari, telah ditutup bersama dengan beberapa terminal lain oleh demonstran yang menuntut pekerjaan dan distribusi lebih adil dari pendapatan minyak.
Libya National Oil Corp mengatakan pihaknya berharap terminal tersebut dapat memulai kembali beroperasi setidaknya Senin mendatang.
Produksi minyak mentah Libya telah terganggu selama beberapa bulan akibat kerusuhan yang dilakukan para pekerja dan pemangkasan produksi sedikitnya 300.000 barel per hari dari sekitar 1,5 juta - 1,6 juta barel sebelum penutupan dimulai.
Produksi meningkat dalam beberapa pekan terakhir, tapi protes yang masih berlanjut menambah kekhawatiran seputar ekspor dari negara itu. (Antara)
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...