Harga Minyak Naik karena Ketegangan Ukraina Meningkat
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM - Harga minyak dunia didorong lebih tinggi pada Kamis atau Jumat (7/3) pagi WIB, karena ketegangan meningkat atas penyerbuan Rusia ke semenanjung Crimea, Ukraina.
Kontrak utama minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman April, bertambah 11 sen menjadi ditutup pada 101,56 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange.
Minyak mentah Brent North Sea untuk penyerahan April naik 34 sen menjadi menetap di 108,10 dolar AS per barel di perdagangan London.
Harga WTI lebih rendah pada awal perdagangan tetapi kemudian melonjak hampir dua dolar AS dan Brent naik satu dolar AS, setelah Presiden AS Barack Obama menentang permintaan otoritas dukungan Moskow untuk melakukan referendum di Crimea tentang penggabungannya dengan Rusia.
"Referendum yang diusulkan tentang masa depan Crimea akan melanggar konstitusi Ukraina dan melanggar hukum internasional," kata Obama.
"Setiap diskusi tentang masa depan Ukraina harus menyertakan pemerintah sah Ukraina."
"Pada 2014, kami jauh melampaui hari-hari ketika perbatasan dapat digambar ulang di atas kepala para kepala pemimpin demokrasi," kata presiden AS.
Sebelumnya, parlemen di Crimea, di bawah kendali de facto pasukan pro-Rusia sejak tersingkirnya Presiden Ukraina Viktor Yanukovych, meminta Presiden Rusia Vladimir Putin untuk mempertimbangkan permintaan untuk wilayah mereka bergabung dengan Federasi Rusia.
Rusia menghadapi sanksi dari Amerika Serikat dan Eropa yang berpotensi bisa menimbulkan gejolak di pasar -- terutama karena Rusia adalah produsen energi global penting dan pengekspor gas alam ke Eropa Barat.
Lebih dari 70 persen dari ekspor gas dan minyak Rusia ke Eropa melewati Ukraina. (AFP)
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...