Pasar Apresiasi Ekonomi Indonesia, Rupiah dan IHSG Terus Menguat
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Kamis (6/3) sore bergerak menguat menjadi Rp 11.472 dibanding hari sebelumnya Rp 11.581 per dolar AS. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) juga melanjutkan penguatan sebesar 28,69 poin ke posisi 4.687,86.
"Ekonomi Indonesia dinilai memiliki fundamental yang positif ke depannya sehingga mata uang rupiah kembali diapresiasi oleh pasar dan berada di level Rp 11.400-an per dolar AS," ujar analis pasar uang dari Bank Himpunan Saudara, Rully Nova di Jakarta, Kamis.
Rully Nova mengemukakan tren inflasi yang menurun, cadangan devisa Indonesia yang berada di atas level 100 miliar dolar AS, serta Bank Indonesia yang masih konsisten menjaga stabilitas moneter, merupakan faktor penting bagi investor.
"Kondisi yang baik itu membuat pelaku pasar yakin imbal hasil di pasar uang rupiah akan tinggi," ucapnya.
Menurut dia, tingginya minat investor terhadap aset berisiko diperkirakan dapat membuka ruang lagi bagi mata uang domestik melanjutkan penguatan.
"Untuk saat ini rupiah berada sesuai dengan kondisi fundamental ekonomi Indonesia," kata Rully.
Dari eksternal, lanjut Rully, sentimen di pasar keuangan negara-negara berkembang kembali positif menyusul meredanya konflik geopolitik di Ukraina yang sempat membuat khawatir investor untuk masuk ke aset berisiko.
Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada hari Kamis ini (6/3), tercatat mata uang rupiah menguat menjadi Rp 11.554 dibanding sebelumnya (5/2) di posisi Rp 11.580 per dolar AS.
IHSG Kamis Ditutup Menguat ke Posisi 4.687
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis kembali melanjutkan penguatan sebesar 28,69 poin atau 0,62 persen ke posisi 4.687,86. Sementara tercatat indeks 45 saham unggulan (LQ45) juga menguat 5,46 poin (0,70 persen) ke level 788,54.
Analis HD Capital Yuganur Wijanarko di Jakarta, Kamis, mengatakan indeks BEI kembali naik meski cenderung terbatas menyusul kelebihan posisi beli di pasar saham sehingga sebagian pelaku pasar berhati-hati dalam bertransaksi.
"Keadaan jenuh beli mingguan merupakan tanda awal untuk pelaku pasar waspada terhadap potensi ambil untung," kata dia.
Menurut dia, pelaku pasar diharapkan tidak mengejar momentum penguatan, namun menunggu koreksi untuk kembali melakukan akumulasi.
Ia merekomendasikan beberapa saham yang dapat diperhatikan untuk akhir pekan (7/3) di antaranya Astra International (ASII), Perusahaan Gas Negara (PGAS), Bank Rakyat Indonesia (BBRI), Bank Bukopin (BBKP).
Transaksi perdagangan saham di pasar reguler BEI tercatat sebanyak 226.209 kali dengan volume mencapai 4,71 miliar lembar saham senilai Rp 6,36 triliun. Tercatat, efek yang bergerak naik sebanyak 178 saham, yang melemah 127 saham, dan yang tidak bergerak nilainya atau stagnan 104 saham.
Bursa regional, di antaranya indeks Hang Seng menguat 123,19 poin (0,55 persen) ke tingkat 22.702,97, indeks Nikkei naik 1237,12 poin (1,59 persen) ke tingkat 15.134,75 dan Straits Times menguat 11,07 poin (0,36 persen) ke posisi 3.127,71. (Ant)
Laporan Ungkap Hari-hari Terakhir Bashar al Assad sebagai Pr...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Presiden terguling Suriah, Bashar al Assad, berada di Moskow untuk menghad...