Harga Minyak Rebound setelah Ada Harapan Solusi Krisis Anggaran AS
SINGAPURA, SATUHARAPAN.COM – Harga minyak mengalami rebound di perdagangan Asia pada Kamis setelah adanya harapan mengenai solusi dalam krisis anggaran Amerika Serikat setelah Gedung Putih bergerak untuk mengadakan pertemuan dengan para anggota Kongres.
Kontrak utama New York, minyak mentah West Texas Intermediate untuk pengiriman November, naik tujuh sen menjadi 101,68 dolar Amerika (sekitar Rp 1,16 juta) di perdagangan pagi, sementara minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman di bulan yang sama naik tujuh sen menjadi 109,13 dolar Amerika (sekitar Rp 1,24 juta).
WTI turun 1,88 dolar Amerika (sekitar Rp 21.394,12) dan Brent turun 1,10 dolar Amerika (sekitar Rp 12.517,84) di perdagangan New York pada Rabu setelah laporan cadangan minyak mentah AS terbaru menunjukkan kenaikan yang mengejutkan sebesar 6,8 juta barel, namun analis mengatakan bahwa perkembangan di Washington masih tetap fokus.
Ada “kekhawatiran berkelanjutan mengenai kebuntuan anggaran AS yang akan menurunkan permintaan untuk minyak di negara pengonsumsi minyak terbesar di dunia,” kata Vanessa Tan, analis investasi di Phillip Futures Singapura.
Presiden Barack Obama duduk dengan DPR pada Rabu, dan mengundang semua anggota parlemen lainnya ke Gedung Putih untuk bekerja menyelesaikan perseteruan anggaran yang menyebabkan penutupan sebagian pelayanan badan federal AS.
Skenario untuk keluar dari penutupan tersebut meliputi RUU anggaran jangka pandek dan peningkatan batas atas utang sementara, namun tidak ada konsensus untuk apa pun sejauh ini.
Jika gagal menaikkan batas atas utang sebelum tenggat waktu 17 Oktober maka pemerintah tidak akan mampu membayar tagihannya atau kewajiban utangnya, menyebabkan gagal bayar yang menurut analis akan mengirimkan perekonomian dunia kembali tenggelam dalam resesi.
“Masih belum ada penejelasan tentang apakah Gedung Putih dan partai Republik akan melakukan kompromi yang dapat menghasilkan sebuah resolusi atau keputusan untuk menaikkan batas atas utang federal,” kata Bank DBS dalam sebuah catatan.
“Untuk saat ini, sebuah resolusi berkelanjutan tampaknya lebih mungkin jika kedua belah pihak bisa menjauh dari (tuntutan Republik untuk memangkas UU kesehatan Obama) dan bekerja ke arah pemangkasan anggaran belanja,” ujarnya. (Antara)
Hati-hati, Mencium Bayi dapat Berisiko Infeksi
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Sistem kekebalan tubuh bayi belum sepenuhnya berkembang ketika lahir, seh...