IHSG Menguat, Rupiah Melemah
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) Jumat dibuka menguat ke posisi 4.523,93 poin searah dengan bursa saham di kawasan Asia. Namun, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS malah melemah.
IHSG BEI dibuka naik 37,25 poin atau 0,83% menjadi 4.523,93. Sedangkan indeks 45 saham unggulan (LQ45) menguat 9,51 poin (1,26%) ke level 764,71.
"Bursa Asia, termasuk indeks BEI pagi ini dibuka positif memfaktorkan penguatan bursa global tadi malam," kata analis Samuel Sekuritas, Benedictus Agung di Jakarta, Jumat.
Namun demikian, lanjut dia, pelaku pasar tetap waspada seiring dengan masih belum pastinya kesepakatan batas atas utang (debt ceiling) AS, sementara kondisi di pasar saham domestik akan memasuki libur panjang di pekan depan yang dapat mengurangi posisi transaksi.
"Pada hari ini diperkirakan indeks BEI menuju ke level 4.585 poin," katanya.
Sementara itu, Tim Analis Teknikal Mandiri Sekuritas dalam kajiannya mengemukakan bahwa secara teknikal pergerakan IHSG akan kembali menguat setelah berhasil melewati level di 4.470 poin.
Dari dalam negeri, dipaparkan bahwa investor asing kembali masuk ke pasar modal domestik setelah kemungkinan gagal bayar AS batal, pasca Partai Republik bersedia bernegosiasi dengan pemerintahan Barack Obama.
"Di sisi lain, kebijakan Bank Indonesia (BI), yang mengeluarkan aturan tentang lindung nilai (hedging) valuta asing bagi perusahaan memberikan sentimen positif bagi pergerakan rupiah," katanya.
Menurutnya, langkah itu juga diproyeksi akan berdampak baik bagi pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan di BEI, yang telah kembali menembus level 4.500 poin.
Bursa regional, di antaranya indeks Hang Seng menguat 294,49 poin (1,28%) ke level 23.245,78, indeks Nikkei-225 naik 181,30 poin (1,27%) ke level 14.375,06, dan Straits Times menguat 17,92 poin (0,55%) ke posisi 3.188,27.
Rupiah Jumat Pagi Melemah Tipis 35 Poin
Mata uang rupiah, Jumat pagi, melemah tipis sebesar 35 poin terhadap dolar AS seiring dengan meningkatnya optimisme Amerika Serikat dapat menghindari ancaman gagal bayar utang.
Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Jumat pagi bergerak melemah sebesar 35 poin menjadi Rp11.135 dari posisi sebelumnya Rp11.100 per dolar AS.
"Dolar AS cenderung menguat terhadap mayoritas mata uang dunia, termasuk rupiah seiring meningkatnya optimisme bahwa AS akan segera mencapai kesepakatan untuk menghindari ancaman gagal bayar (default) utang," kata Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra di Jakarta, Jumat.
Ia mengatakan bahwa AS dikabarkan akan mengusulkan undang-undang yang mengatur tentang kenaikan batas atas utang untuk jangka pendek.
"Ada beberapa perkembangan positif bagi dolar AS sehingga menekan nilai tukar domestik," kata dia.
Selain itu, menurut dia, the Fed juga mengindikasikan bahwa peluang pengurangan stimulus keuangan AS pada akhir tahun ini masih terbuka.
Pengamat Pasar Uang Bank Himpunan Saudara Ruly Nova mengatakan bahwa revisi pertumbuhan ekonomi global oleh lembaga moneter internasional (IMF) masih membayangi nilai tukar negara-negara berkembang.
"Sebelumnya, IMF memperkirakan pertumbuhan ekonomi global sebesar 3,6%. Namun, IMF merevisi menjadi 2,9% sehingga kondisi itu mendorong mata uang negara berkembang, termasuk rupiah tertekan," ujar dia.
Ia mengemukakan bahwa revisi itu berdampak pada kekhawatiran pelaku pasar uang di dalam negeri akan mengganggu kinerja ekspor domestik. (Antara)
Editor : Sabar Subekti
Polusi Udara Parah, Pengadilan India Minta Pembatasan Kendar...
NEW DELHI, SATUHARAPAN.COM-Pengadilan tinggi India pada hari Jumat (22/11) memerintahkan pihak berwe...