Harga Minyak Turun, karena Kekhawatiran Meningkatnya COVID-19
LONDON, SATUHARAPAN.COM-Harga minyak jatuh pada hari Jumat (16/10), terseret oleh kekhawatiran bahwa lonjakan kasus COVID-19 di Eropa dan Amerika Serikat membatasi permintaan di dua wilayah konsumen akan bahan bakar terbesar di dunia, sementara dolar AS yang lebih kuat juga menekan harga.
Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Desember turun 60 sen, atau 1,4 persen menjadi US$ 42,56 per barel pada 1017 GMT dan minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS untuk pengiriman November turun 51 sen, atau 1,3 persen menjadi US$ 40,45.
Kedua tolok ukur turun hari sebelumnya tetapi tetap tidak berubah dari pekan sebelumnya. “Kenyataannya adalah kita sekarang melihat penyebaran pandemi yang cukup aktif di seluruh Eropa dan menyebar lagi di Amerika Utara, dan itu berpotensi membebani pemulihan permintaan minyak,” kata Lachlan Shaw, kepala penelitian komoditas di National Bank Australia.
Beberapa negara Eropa memberlakukan kembali jam malam dan penguncian untuk melawan lonjakan kasus virus corona baru, dengan Inggris memberlakukan pembatasan COVID-19 yang lebih ketat di London pada hari Jumat.
“Meskipun kami tidak mungkin memasuki penguncian yang dalam seperti pada gelombang pertama pandemi, kami masih melihat pembatasan, dan itu berpengaruh pada setiap aspek kehidupan kami, termasuk konsumsi bahan bakar,” kata analis Rystad Energy Paola Rodriguez-Masiu.
Minyak mentah juga turun karena dolar menuju pekan terbaiknya bulan ini. Sebuah komite teknis dari Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan produsen minyak sekutu, sebuah kelompok yang dikenal sebagai OPEC +, mengakhiri pertemuan mereka pada hari Kamis (15/10) mengungkapkan kekhawatiran tentang prospek permintaan yang lemah.
OPEC + diatur untuk mengurangi pengurangan pasokan saat ini sebesar 7,7 juta barel per hari (bph) sebesar dua juta bph di bulan Januari. (Reuters)
Editor : Sabar Subekti
Kremlin: AS Izinkan Ukraina Gunakan Senjata Serang Rusia Mem...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kremlin mengatakan pada hari Senin ( 18/11) bahwa pemerintahan Presiden Amer...