Harga Minyak Turun Tertekan Dolar
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM – Harga minyak dunia berakhir lebih rendah dalam perdagangan yang berfluktuasi pada Rabu (27/5) akibat tertekan penguatan dolar Amerika Serikat (AS) dan potensi kenaikan ekspor Irak serta khawatir kelebihan pasokan global.
Minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Juli, turun 52 sen menjadi ditutup pada 57,51 dolar AS atau sekitar 751 ribu rupiah per barel di New York Mercantile Exchange.
Sementara itu, minyak mentah Brent North Sea untuk Juli, patokan global jatuh menjadi 62,06 dolar AS atau sekitar 818 ribu rupiah per barel di perdagangan London, atau turun 1,66 dolar AS pada Selasa (26/5) kemarin.
Pasar menguat di awal perdagangan tetapi keuntungannya menguap karena dolar menguat, menyentuh tingkat tertinggi dalam hampir satu bulan terhadap mata uang utama lainnya. Hal ini membuat minyak mentah yang dihargakan dalam dolar lebih mahal.
“Pasar mungkin akan mengalami penyesuaian posisi menjelang laporan data persediaan minyak AS,” kata Tim Evans dari Citi Futures.
Menurut survei Bloomberg News, para analis memperkirakan bahwa persediaan minyak mentah akan jatuh pada minggu keempat berturut-turut sebesar 2,0 juta barel, saat stok berada di 482,2 juta barel, sedikit di bawah tingkat rekor tertinggi mereka.
Sementara itu, pihak bank Jerman Commerzbank mengkhawatirkan tentang potensi kenaikan ekspor minyak Irak.
"Irak mungkin akan membanjiri pasar minyak dengan minyak tambahan bulan depan. Menurut program pengiriman, ekspor minyak Irak ditetapkan akan melambung sebesar 800.000 barel per hari pada dalam beberapa bulan ke depan dan mencapai tingkat rekor baru 3,75 juta barel per hari," dalam sebuah catatan penelitian Commerzbank. "Jika ini benar-benar terjadi, risiko kelebihan pasokan menjadi lebih besar." (Ant/AFP)
Editor : Eben Ezer Siadari
Susu Tingkatkan Risiko Penyakit Jantung Wanita
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Sebuah studi baru, para peneliti menemukan bahwa konsumsi susu yang tidak...