Harga Obat Remdesivir untuk COVID-19 Sebesar Rp 32,8 Juta
SATUHARAPAN.COM-Perusahaan pembuat obat yang mampu mempercepat pemulihan pasien COVID-19 yang sakit parah akan mematok biaya sebesar US$ 2.340 (setara Rp 32,8 juta) untuk paket pengobatan ditanggung oleh program kesehatan pemerintah di Amerika Serikat dan negara-negara maju lainnya.
Gilead Sciences hari Senin (29/6) mengumumkan harga untuk obat Remdesivir, dan mengatakan harganya akan menjadi US$ 3.120 (setara (Rp 43,7 juta) untuk pasien dengan asuransi swasta. Jumlah yang dibayar pasien tergantung pada asuransi, pendapatan, dan faktor lainnya.
“Kami berada di wilayah yang belum dipetakan dengan menetapkan harga obat baru dalam pandemi,” kata kepala eksekutif Gilead, Dan O'Day, kepada The Associated Press (AP).
“Kami percaya bahwa kami harus benar-benar menyimpang dari keadaan normal” dan memberi harga obat untuk memastikan akses luas daripada hanya berdasarkan nilai pada pasien, katanya.
250.000 paket perawatan yang telah disumbangkan perusahaan kepada AS dan negara-negara lain akan habis dalam waktu sekitar satu pekan, dan harga akan berlaku untuk obat setelah itu.
Di AS, pejabat kesehatan federal telah mengalokasikan pasokan terbatas ke negara bagian, tetapi itu akan berakhir pada bulan September. "Kita harus memiliki persediaan yang cukup... tetapi kita harus memastikan itu di tempat yang tepat pada waktu yang tepat," kata O'Day.
Di 127 negara miskin atau berpenghasilan menengah, Gilead mengizinkan pembuat obat generik untuk memasok obat; dua negara melakukan itu dengan biaya sekitar US$ 600 (setara Rp 8,4 juta) per perawatan.
Harga Remdesivir telah sangat dinanti-nantikan sejak menjadi obat pertama yang menunjukkan manfaat dalam pandemi, yang telah menewaskan lebih dari setengah juta orang secara global dalam enam bulan.
Obat itu mengganggu kemampuan virus corona dalam mengkopi materi genetiknya. Dalam penelitian yang dipimpin pemerintah AS, Remdesivir mempersingkat waktu pemulihan hingga 31 persen, rata-rata 11 hari dibandingkan 15 hari untuk mereka yang diberi perawatan biasa. Itu tidak meningkatkan kelangsungan hidup, sesuai dengan hasil awal setelah dua pekan masa tindak lanjut; hasil segera diharapkan setelah empat pekan.
Institute for Clinical and Economic Review, kelompok nirlaba yang menganalisis harga obat, mengatakan Remdesivir akan menghemat biaya dalam kisaran US$ 4,580 hingga US$ 5.080 jika itu menyelamatkan nyawa. Tetapi berita terbaru bahwa steroid murah yang disebut dexamethasone meningkatkan kelangsungan hidup, berarti remdesivir harus dihargai antara US$ 2.520 dan US$ 2.800.
Obat ini memiliki otorisasi penggunaan darurat di AS dan Gilead telah mengajukan permohonan untuk persetujuan penuh. (Reuters)
Editor : Sabar Subekti
Seluruh Pengurus PGI Periode 2024-2029 Dilantik dalam Ibadah...
TORAJA, SATUHARAPAN.COM-Majelis Pekerja Harian (MPH), Badan Pengawas (BP), Majelis Pertimbangan (MP)...