Hari Ibu, Jokowi Beri Grasi Perempuan Pejuang Hak Petani
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Presiden Joko Widodo mengatakan, “perjuangan untuk menegakkan hak perempuan termasuk kaum ibu guna mendapatkan hak yang selaras, serasi, dan seimbang di tengah masyarakat bukan hanya merupakan pekerjaan pemerintah, namun pekerjaan kita semua”.
“Selamat memperingati Hari Ibu ke-86, semoga yang kita cita-citakan semua bisa tercapai,” kata Presiden, saat memberikan sambutan dalam puncak acara Peringatan Hari Ibu yang digelar di Gelanggang Olahraga Ciracas, Jakarta Timur, Senin (22/12).
Menurut Presiden, saat ini masih terjadi ketimpangan yang besar, misalnya, antara apa yang dihadapi kaum ibu di provinsi DKI Jakarta dengan kaum ibu di provinsi Nusa Tenggara Timur, yang baru saja dikunjunginya beberapa hari yang lalu.
Untuk itu, Jokowi mengemukakan bahwa fakta di lapangan menunjukkan bahwa masih banyak pekerjaan besar yang harus dihadapi antara lain untuk meningkatkan taraf kesejahteraan kaum perempuan, termasuk ibu-ibu.
“Inilah pekerjaan kita semuanya, bukan hanya presiden, wakil presiden, dan para menteri,” ucapnya sambil menambahkan, masih banyak hak yang harus diperjuangkan dan diperbaiki.
Presiden juga menginginkan agar berbagai pihak melihat nasib ibu-ibu di kampung dan pedesaan untuk melihat fakta bagaimana kondisi sebetulnya kondisi kaum ibu di daerah tersebut.
Menurut dia, hal itu perlu benar-benar diperhatikan agar jelas siapa yang perlu mendapatkan perhatian.
Jokowi juga mengajak tiga warga untuk berdialog. Seorang ibu, Sulasmi mengatakan bahwa dirinya bertekad untuk mendidik keenam anaknya menjadi anak yang saleh dan berbakti.
Ketika ditanyakan Presiden mengenai nasib anak-anaknya, Sulasmi mengatakan bahwa dua anaknya telah menjadi guru, tetapi masih ada dua anaknya yang juga masih belum lulus.
Seorang ibu lainnya mengutarakan harapannya agar para ibu bisa memberikan contoh dengan bekerja keras seperti yang dilakukan dirinya dengan menanam cabai, sehingga tidak perlu membeli cabai di pasar yang harganya bisa mencapai Rp 100 ribu per kilogram.
Presiden Jokowi mendengar hal itu juga menyatakan persetujuannya terhadap hal-hal kecil, namun sangat bermanfaat yang dilakukan oleh kaum ibu.
“Saya juga ingin agar semua rumah tangga ada halaman kecil yang digunakan untuk menanam,” ujarnya.
Presiden yang ditemani dengan Ibu Negara Iriana Joko Widodo juga memberikan grasi secara simbolis kepada aktivis Eva Bande, seorang ibu yang memperjuangkan hak-hak agraria para petani di Sulawesi Tengah.
Presiden dan Ibu Negara setelah memberikan kata sambutan juga meninjau layanan kesehatan yang juga memiliki manfaat besar untuk kaum ibu-ibu di sekitar lokasi acara.
Eva Susanti Hanafi Bande, Pejuang Hak Petani
Dikutip dari situs resmi Sekretaris Kabinet, Eva Bande adalah aktivis yang aktif memperjuangkan hak petani, HAM, dan demokrasi sejak 1998. Istri dari Moh Syafei yang dikaruniai tiga anak ini menjalani hukuman 4 tahun penjara.
Eva divonis bersalah karena dianggap menghasut para petani pengunjuk rasa yang berujung pembakaran aset perusahaan milik PT KLS, di Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah. Eva dan 2 aktivis petani dituduh sebagai dalang dan pelaku pembakaran alat-alat berat pada kasus unjuk rasa tersebut.
Eva sudah cukup lama mendekam di dalam penjara karena Mahkamah Agung (MA) menolak Kasasi yang diajukannya. MA melalui putusan No.1573/K/Pid/2011, 2 April 2013, menguatkan putusan Pengadilan Negeri Luwuk No.178/PID.B/2010/PN.Lwk, 12 November 2010, tuduhan Pasal 160 juncto Pasal 55 ayat 1 ke-1 KUHP, termasuk penghasutan. (Ant)
Prasasti Batu Tertua Bertuliskan Sepuluh Perintah Tuhan Terj...
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Prasasti batu tertua yang diketahui yang bertuliskan Sepuluh Perintah Tuha...