Hari Ini, Hari Perdamaian Internasional
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Hari ini (21/9) sejak resolusi Majelis Umum PBB pada 1981 tiap 21 September, Hari Perdamaian Internasional dirayakan. Rabu lalu (18/9) Sekretaris Jenderal PBB, Ban Ki-moon membunyikan bel perdamaian untuk menandai peringatan ini. Beberapa negara sudah mulai merayakannya.
Indonesia
Puluhan mahasiswa Universitas Muhamadiyah Surakarta menggelar aksi menyalakan lilin di jalan pada kemarin malam (20/9/2013). Aksi ini untuk memperingati Hari Perdamaian Internasional.
Selain menyalakan lilin, mahasiswa menggelar orasi yang mengecam pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono yang dianggap tidak peka dalam menciptakan perdamaian di dalam maupun di luar negeri.
Di Yogyakarta, para mahasiswa mengikuti pawai memperingati Hari Perdamaian Internasional di sepanjang Jalan Malioboro hingga Monumen Serangan Oemoem 1 Maret 1949, Yogyakarta, Minggu (15/9/2013). Peringatan ini menjadi momentum untuk mengajak dan menyebarkan semangat kedamaian, ketenangan, dan keharmonisan seluruh masyarakat agar gejolak intoleransi yang sering terjadi belakangan ini dapat berkurang.
Berkaitan dengan keinginan terus menciptakan perdamaian, dimulai Jepang sejak 1954 mengirim Lonceng Perdamaian ke kantor PBB di New York—yang dipukul Ban Ki-moon Rabu lalu—ada lebih dari 20 kota yang mendapat replika lonceng ini.
Indonesia tiga tahun lalu mengirim Gong Perdamaian yang berdiameter lima meter ke 43 negara. Gong Perdamaian dibuat di Jepara. Kota di Indonesia yang mendapat replika gong ini adalah Ambon, Denpasar, Kupang, dan Yogyakarta.
Liberia
Presiden Republik Liberia, Ellen Johnson Sirleaf menyatakan Sabtu, (21/9)sebagai hari libur karena memperingati Hari Perdamaian Internasional. Semua institusi pemerintah dan swasta diminta untuk mengheningkan cipta pada pukul 12.00 waktu setempat.
Jika tema internasional perayaan ini adalah Pendidikan untuk Perdamaian, tema nasional Hari Perdamaian Internasional adalah “Tanah Perdamaian: Membangun Perdamaian Melalui Kebijakan Adil Pertanahan”.
Liberia, merupakan salah satu dari 50 negara penandatangan piagam pendirian PBB pada 24 Oktober 1945, dengan mandat menyelamatkan generasi selanjutnya dari bencana perang dan mempromosikan perdamaian dunia. Liberia merupakan di antara negara-negara yang mendapatkan keuntungandari Misi PBB bagi Penjaga Perdamaian di seluruh dunia.
Liberia sempat didera perang saudara selama puluhan tahun dan pada 2005 lalu melakukan rekonsiliasi dengan melakukan pemilu yang adil. Ellen Johnson Sirleaf terpilih sebagai presiden. Ia adalah penerima Nobel Perdamaian.
Berdasarkan pengumuman dari Sirleaf, perayaan Hari Perdamaian Internasional 2013 mempunyai makna khusus bagi pemerintah dan rakyat Liberia sebagai bangsa dengan menekankan hak dan kepemilikan lahan sebagai faktor penting bagi Liberia yang aman, damai dan inklusif.
Menurut Sirleaf, Liberia telah sampai pada kesadaran bahwa kepemilikan, administrasi dan penggunaan atas tetap isu yang menantang. Dan, negara berusaha mengarahkan melalui serangkaian kebijakan dan hukum untuk menghadapi ketidakadilan lama yang melembaga. Kebijakan ini juga mempromosikan perdamaian, keadilan dan pelaksanaan praktis. Ia menambahkan bahwa pendidikan pada kebijakan hak atas tanah telah menjadi isu yang relevan penting untuk konteks nasional.
Rencananya, perayaan Hari Perdamaian Internasional ini akan didukung dengan program yang tepat termasuk proyek-proyek pelayanan masyarakat, pameran budaya dan pertunjukan, pemukulan lonceng dan berbagi keinginan universal “Kiranya Perdamaian Menang di Bumi”. Berbagai institusi pemerintah dan swasta, pendidikan, keagamaan, diharapkan mendorong kesadaran masyarakat untuk membantu menyebarkan perdamaian di Liberia dan di seluruh dunia.
Pembukaan Sidang Majelis Umum PBB
Pada 21 September ini juga di kantor Pusat PBB di New York akan dibuka sidang Majelis Umum PBB. Beberapa agenda yang akan dibahas dalam sidang ini adalah konflik Suriah, perundingan Palestina-Israel, masalah pembangunan instalasi nuklir di Iran.
Sejarah
Sejak 1981, Majelis Umum PBB dengan pemungutan suara anonim, mengadopsi Resolusi 36/37 yang meneguhkan Hari Perdamaian Internasional dengan pernyataan, “…menyisihkan waktu tertentu untuk mengenang upaya PBB dan negara anggotanya, serta seluruh umat manusia, untuk mempromosikan cita-cita perdamaian dan untuk memberikan bukti positif komitmen mereka terhadap perdamaian dalam segala hal yang layak. "Perayaan Hari Perdamaian Internasional pada September 1982 pada hari pembukaan sidang Majelis Umum.
Pada 2002 Majelis Umum PBB secara resmi menyatakan pada 21 September sebagai tanggal tahunan permanen untuk Hari Perdamaian Internasional. Sebelumnya, perayaan dilakukan pada tiap minggu ketiga September. (un.org / gnnliberia.com / huffingtonpost.com)
KPK Geledah Kantor OJK Terkait Kasus CSR BI
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menggeledah kantor Otoritas J...