Hari Internasional Anti-Uji Coba Senjata Nuklir 29 Agustus 2015
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM - Hampir 2.000 orang telah menjadi korban sejak pengujian senjata nuklir yang dimulai pada pertengahan abad kedua puluh, dengan uji coba pertama pada tanggal 16 Juli 1945.
Pada awalnya, memiliki senjata nuklir dimaksudkan sebagai ukuran dari kekuatan militer atau kecanggihan ilmiah. Namun, dalam perjalanannya, semakin banyak negara menyadari dampak merusak dari uji coba nuklir bagi kehidupan manusia.
Sejarah telah menunjukkan dampak pengujian senjata nuklir yang menakutkan dan sangat tragis, terutama ketika kondisi sudah tidak terkendali, dan sudah jelas senjata nuklir saat ini menjadi kekuatan yang sangat destruktif.
Hal ini, yang menjadi alasan kuat bagi dunia untuk memperingati Hari Internasional Anti-Uji Coba Nuklir, dengan tujuan agar dunia dapat berupaya secara terpadu dalam mencegah pengujian senjata nuklir.
Untuk mengakhiri segala bentuk pengujian senjata nukIir, pada tahun 1996 dikeluarkan Traktat Pelarangan Menyeluruh Uji Coba Nuklir (CTBT), namun hingga kini belum dapat disahkan berlakunya.
Hingga pada tanggal 2 Desember 2009, Majelis Umum PBB menyatakan 29 Agustus diperingati sebagai hari internasional melawan uji coba nuklir dengan suara bulat.
Resolusi itu menyerukan peningkatan kesadaran dampak buruk dari ledakan uji coba senjata nuklir, dan perlu untuk menghentikannya, sebagai salah satu sarana untuk mencapai dunia bebas senjata nuklir.
Resolusi itu diprakarsai Republik Kazakhstan, bersama-sama dengan sejumlah besar sponsor dan sponsor pendukung. Penutupan pusat uji coba senjata nuklir di Semipalatinsk Kazakhtan pada 29 Agustus 1991, diperingati sebagai hari antiuji coba senjata nuklir.
Tanggal itu diperingati, agar seluruh negara yang menjadi anggota PBB dapat menginformasikan, dan menganjurkan perlunya pelarangan uji coba senjata nuklir sebagai langkah berharga untuk mencapai dunia yang lebih aman.
Tahun 2010, telah menjadi peringatan perdana hari internasional antiuji coba nuklir. Sejak saat itu setiap tahun, selalu diperingati melalui berbagai kegiatan di seluruh dunia, seperti simposium, konferensi, pameran, kompetisi, publikasi, instruksi di lembaga-lembaga akademik, siaran media, dan lain-lain.
Sejumlah acara juga telah diselenggarakan di Markas Besar PBB. Kegiatan serupa sudah direncanakan pula untuk 2015 ini.
PBB menetapkan tanggal 26 September sebagai Hari Internasional untuk Penghapusan Senjata Nuklir. Penetapan tanggal itu dikhususkan untuk menghapus senjata nuklir secara total.
Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon telah menyatakan dengan sangat jelas, dunia yang bebas dari senjata nuklir akan menjadi urutan pertama bagi kepentingan dunia.
Pada bulan Mei 2010, negara-negara yang tergabung dalam Perjanjian Nonproliferasi Senjata Nuklir (Treaty on the Non-proliferation of Nuclear Weapons) berkomitmen untuk "mencapai perdamaian dan keamanan dunia tanpa senjata nuklir." (un.org)
Editor : Sotyati
Puluhan Anak Muda Musisi Bali Kolaborasi Drum Kolosal
DENPASAR, SATUHARAPAN.COM - Puluhan anak muda mulai dari usia 12 tahun bersama musisi senior Bali be...