Loading...
DUNIA
Penulis: Diah Anggraeni Retnaningrum 17:00 WIB | Rabu, 16 Oktober 2013

Hari Pangan Dunia 2013: Kepala WFP Peringatkan Kelelahan Donor

Seorang perempuan di Afghanistan duduk diantara karung gandum yang didistribusikan oleh World Food Programme (WFP). (foto: english.alarabiya.net)

ROMA,SATUHARAPAN.COM – Konflik yang terjadi di seluruh dunia bukan berarti boleh ada “kelelahan donor”, kata kepala Program Pangan Dunia (World Food Programme/WFP) dalam sebuah wawancara di Hari Pangan Dunia PBB, Rabu (16/10).

Ertharin Cousin memperingatkan bahwa WFP sudah kehabisan dana bantuan, terutama pada krisis kemanusiaan yang masih berlangsung saat ini seperti di Korea Utara dan Yaman. Sebab, uang telah bergeser ke daerah konflik seperti Suriah dan perhatian media lebih kuat.

“Tidak ada ruang untuk kelelahan donor,” ujar Cousin di markas WFP di Roma.

“Tantangan terbesar kita adalah memastikan kita tidak lupa dengan konflik yang berada di luar perhatian media,” tambah Cousin yang juga adalah mantan pejabat pada masa pemerintahan Presiden Amerika Serikat, Bill Clinton.

“Krisis makanan tidak hanya mempengaruhi negara-negara tempat orang banyak mengalami kelaparan. Krisis tersebut merupakan tantangan global.”

WFP memasok bantuan untuk sekitar 97 juta orang di 80 negara termasuk 20 negara yang terperosok dalam krisis konstan seperti Afghanistan, Haiti, atau Sudan.

Data terakhir menunjukkan jumlah kelaparan dunia mencapai 842 juta orang.

Dengan anggaran tahunan sekitar $5 miliar (Rp 55 triliun), tahun lalu organisasi ini menghabiskan  $1,2 miliar (Rp 13 triliun) untuk membeli persediaan makanan darurat.

“Kebutuhan kita selalu melebihi dana yang kami terima secara signifikan,” katanya. “Kami memiliki kekurangan hampir sekitar $1 miliar (Rp 11 triliun) antara apa yang dimiliki dan yang diperlukan,”

“Kami mengantisipasi bahwa kekurangan ini akan semakin besar tahun depan,” kata Cousin yang diangkat tahun lalu dan sebelumnya menjadi duta besar Amerika Serikat untuk badan-badan PBB di Roma.

Pada saat ia berada di kantor, Cousin mengatakan bahwa bantuan untuk Suriah telah ditingkatkan mulai dari pasokan 150 ribu orang sampai dengan enam juta orang terlantar dan pengungsi saat ini.

Kegiatan WFP dan daerah sekitar Suriah bisa menghabiskan dana sebesar $31 juta (Rp 344 miliar) seminggu. Tetapi Cousin mengatakan bantuan dana tersebut tidak bisa datang dengan mengorbankan krisis lainnya.

“Kami sangat prihatin tentang tempat-tempat seperti Republik Afrika Tengah dan Republik Demokratik Kongo yang memaksa kita terus bertindak,” kata Cousin.

Di Korea Utara, “Tanpa kontribusi yang signifikan pada bulan-bulan berikutnya kita akan dipaksa untuk menghentikan operasi kami pada akhir Januari,” tambahnya.

WFP telah meminta donor sebesar $47 juta (Rp 522 miliar) untuk terus memberikan bantuan ke Korea Utara, tetapi hanya 43% yang terealisasi.

Di Yaman, katanya, lima juta orang kelaparan dan setengah dari anak-anak di negara ini kekurangan gizi yang sangat kronis, tapi uang donor masih bisa menyelesaikannya di awal tahun depan.

“Kekhawatiran bahwa Suriah menerima begitu banyak perhatian dari media dan kegiatan organisasi besar, akhirnya dengan mudah melupakan Yaman,” katanya.

“Karena krisis tersebut tidak membuat bagian depan dari surat kabar itu menjadi tanggung jawab kita untuk memberikan visibilitas yang diperlukan,” katanya.

Cousin mengatakan kapal yang karam di pulau Italia Lampedusa awal bulan ini dimana 364 pencari suaka Afrika tenggelam dan harus digarisbawahi bahwa banyak kebutuhan yang harus dipenuhi ke negara-negara asal.

“Kami hanya menangani Lampedusa tanpa mengatasi tantangan di beberapa tempat dan apa yang mendorong orang keluar dari rumah mereka,” katanya. (english.alarabiya.net)

Editor : Bayu Probo


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home