ICRC Terus Berupaya Bebaskan Tiga Stafnya Yang Diculik di Suriah

SURIAH, SATUHARAPAN.COM – Komite Palang Merah Internasional (ICRC) menyebutkan bahwa sejauh ini belum ada berita tentang tiga staf ICRC yang diculik kelompok bersenjata di Suriah bagian utara.

Pernyataan yang dikeluarkan melalui akun Twitter ICRC menyebutkan, “Masih belum ada berita tentang 3 rekan kami diculik di Suriah#. Bekerja keras untuk pembebasan mereka. Terima kasih untuk semua kata-kata solidaritas Anda.”

Sebelumnya diberitakan bahwa enam anggota staf ICRC dan satu dari Syrian Arab Red Crescent (SARC atau Bulan Sabit Merah Arab Suriah) diculik oleh kelompok bersenjata di  Saraqeb, Provinsi Idlib pada hari Minggu (13/10).

Hasi Senin(14/10) atau sekitar 24 jam setelah diculik, tida satf ICRC dan sari dari SARC dibebaskan dan dalam keadaan selamat. Namun sampai sekarang belum ada kabar tentang tiga staf UCRC lainnya.

Pihak ICRC menyebutkan bahwa mereka terus berusaha keras untuk bisa membebaskan ketiga rekan mereka.

"Kami menyerukan pembebasan segera dan tanpa syarat dari tujuh rekan diculik pagi ini," kata Magne Barth, kepala delegasi ICRC di Suriah ketika merespon penculikan tersebut.

Dia menyebutkan bahwa ICRC dan SARC tanpa lelah untuk memberikan bantuan kemanusiaan tanpa memihak untuk mereka yang paling membutuhkan di seluruh Suriah pada kedua sisi di garis depan. Insiden seperti ini berpotensi melemahkan kemampuan kami untuk membantu mereka yang kita paling membutuhkannya, kata Barth.

Penculikan terjadi ketika tim melakukan perjalanan ke Idlib yang berangkat pada tanggal 10 Oktober untuk menilai situasi kesehatan di sana dan untuk memberikan pasokan medis masyarakat kota Sarmin dan Idlib. Konvoi  yang sedang dalam perjalanan kembali ke Damaskus dicegat kelompok bersenjata.

Pihak ICRC menjelaskan bahwa kendaraan mereka jelas ditandai dengan lambang ICRC, yang bukan merupakan simbol religius.

Namun demikian,  ICRC menyatakan berkomitmen untuk membantu rakyat Suriah dan akan terus melakukan kegiatan kemanusiaan baik di dalam negeri maupun di negara-negara tetangga untuk para pengungsi di sana," kata Mr Barth.

Editor : Sabar Subekti