Presiden Prancis Kunjungi Rumah Mandela di Soweto, Afsel
SOWETO, SATUHARAPAN.COM - Presiden Prancis, Francois Hollande, Selasa (15/10), melakukan kunjungan yang "sangat emosional" ke rumah kecil di Soweto, tempat tinggal ikon perdamaian Nelson Mandela sebelum menjalani hukuman penjara selama 27 tahun.
"Datang ke rumah ini Anda akan dapat merasakan perasaan seorang pejuang, seorang petempur, seorang militan yang tinggal di sini di tengah rakyatnya," kata Hollande setelah mengelilingi bangunan yang terbuat dari batu bata itu, yang sekarang menjadi monumen nasional.
Dengan didampingi Presiden Afrika Selatan, Jacob Zuma, Hollande melewatkan pagi di kawasan yang sebelumnya hanya diperuntukkan bagi kaum kulit hitam di barat daya dari Johannesburg itu, yang merupakan sarang perlawanan terhadap rezim supremasi kulit putih, apartheid.
Mereka juga mengunjungi tugu peringatan untuk Hector Pieterson, anak sekolah berusia 13 tahun yang ditembak mati oleh polisi pada tahun 1976, ketika anak-anak sekolah melakukan unjuk rasa terhadap pemilihan bahasa Afrika sebagai bahasa pengantar di sekolah, bahasa keturunan Belanda. Puluhan orang tewas oleh polisi selama protes.
"Ini sangat menyentuh, untuk datang ke Soweto, lokasi di mana hampir 40 tahun yang lalu anak-anak meninggal dunia karena membela kebebasan mereka, martabat mereka," kata Hollande pada hari kedua kunjungan kenegaraannya ke Afrika Selatan.
"Dan semua ini belum lama berlalu," katanya. Ia menambahkan bahwa "perjuangan untuk martabat manusia, kesetaraan, penghormatan dan toleransi ... pertempuran ini terus hidup bahkan jauh lebih lama setelah para pahlawan yang melakukannya".
Selasa menandai ulang tahun ke-20 penganugerahan penghargaan Nobel Perdamaian Mandela bersama dengan Presiden FW de Klerk untuk perundingan guna mengakhiri sistem apartheid.
Mandela kemudian menjadi presiden kulit hitam pertama negara itu setelah pemilihan umum semua -ras pada tahun 1994. Tokoh berusia 95 tahun yang saat ini tengah menderita sakit itu hanya menerima sedikit tamu kini, selain kerabat dekat.
Mandela meninggalkan rumah sakit setelah menjalani perawatan selama tiga bulan, mantan pemimpin yang berada dalam kondisi kritis itu kini menjalani perawatan di rumahnya di Johannesburg.
Hollande dijadwalkan bertemu istri Mandela, Graca Machel kemudian. Rumah kecil satu lantai tempat Mandela tinggal pada periode 1946-1965 di Soweto itu menjadi pusat kegiatan politiknya sebelum ditangkap.
Setelah penahanannya, istrinya pada saat itu, Winnie, tetap tinggal di situ, dan menjadi corong anti-apartheid yang kuat. Pasangan itu bercerai pada tahun 1992. (AFP)
KPK Geledah Kantor OJK Terkait Kasus CSR BI
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menggeledah kantor Otoritas J...