Loading...
BUDAYA
Penulis: Francisca Christy Rosana 00:56 WIB | Senin, 21 September 2015

Hari Perdamaian, The Rain Berkarya Lewat Keberagaman

Vokalis grup musik The Rain, Indra Prasta, saat Hari Perdamaian Internasional atau International Day of Peace di Halaman Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Minggu (20/9). (Foto: Francisca Christy Rosna)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Bagi vokalis grup musik The Rain, Indra Prasta, Hari Perdamaian Internasional diwujudkan dengan berkarya lewat keberagaman. Memaknai perdamaian tak melulu bertalian soal konflik antaretnis, suku, agama, atau bangsa, namun juga soal musik.

Musikus yang telah berkiprah selama belasan tahun itu saat ini tengah menggarap kolaborasi bersama grup musik Endank Soekamti yang jelas-jelas memiliki warna musik yang berbeda dengan grupnya. Namun, langkah ini lah justru yang digadang-gadang mampu memantik semangat perdamaian di dunia musik.

“Dulu sebelum kami kolaborasi bareng, kalau The Rain manggung, fans Endank Soekamti nggak respect. Sebaliknya juga gitu. Banyak yang terlalu fanatik, suka dengan musik tertentu, menjelekkan musik yang lain. Ternyata musisinya sendiri akur, berdamai bareng, malah kami bisa manggung bareng, yang tadinya nggak suka Endank Soekamti jadi suka,” ujar Indra saat ditemui satuharapan.com di Hari Perdamaian Internasional atau International Day of Peace di Halaman Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Minggu (20/9).

Menciptakan kolaborasi dua grup dengan warna musik berbeda diakui dapat merangkul berbagai elemen agar tak fanatik terhadap idolanya.  Patut diakui Indra, kondisi pemusik beserta penggemarnya makin hari makin membaik.

Indra bercerita, satu dekade lalu, ia sempat terluka karena tindakan kasar penggemar grup musik lain yang tak menyukainya.

“Saya main dengan band yang beda jenis musik, saya dilempar botol air mineral isinya pasir mulut saya berdarah. Akhirnya fan-snya The Rain belain dan rusuh. Tapi pergelaran musik tetapi lanjut. Kami imbau mereka untuk damai. Buat apa nonton band? Kan buat senang-senang,” kata pelantung 'Gagal Bersembunyi' itu. 

Namun, kejadian ini tak pernah terulang lagi sekarang. Ia berharap, kolaborasi-kolaborasi yang diciptakan para musikus di negeri ini dapat melebur sifat-sifat eksklusif yang terkadang timbul di grup papan atas. 

Editor : Eben E. Siadari


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home