Hari Sungai Nasional 2013: Komunitas Ajak Wujudkan Ciliwung Bersih
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Perlu kerja sama dan partisipasi publik untuk memulihkan Ciliwung sebagai sungai yang bersih. Komunitas Institut Ciliwung menggelar Hari Sungai Nasional dengan memaparkan hasil pantauan merekatentang kondisi Ciliwung sekarang dan mengajak publik untuk mewujudkan Ciliwung bersih.
Hari Sungai Nasional diperingati setiap 27 Juli. Institut Ciliwung tahun menyelenggarakan acara di Jalan Munggang, Balekambang, Condet Jakarta Timur, Sabtu (27/7).
Pada peringatan kali ini hadiri sejumlah komunitas peduli Ciliwung dari berbagai wilayah, mulai dari Bogor, Depok, dan Jakarta, dan turut hadir juga Erna Witoelar, Ketua Gerakan Ciliwung Bersih (GCB).
Acara peringatan tahun ini diisi dengan pemaparan hasil tentang observasi Jelajah Taman Keanekaragaman Hayati Ciliwung yang dimulai sejak tanggal 21 sampai dengan 24 Juni 2013. Prinsip riset yang dilakukan secara sukarelawan, partisipatif, sederhana, keberlanjutan, ilmiah dan menyenangkan.
Jalur susur sungai yang dilalui mulai dari Bojong menuju Depok dengan jarak tempuh 11,9 kilometer. Dilanjutkàn untuk wilayah Depok sepanjang 23,4 kilometer, dan Depok menuju Balai Rakyat sepanjang 12,8 kilometer dengan jumlah titik sebanyak 242 titik penilaian.
Dari hasil yang didapat setidaknya ada variasi tipe ekosistem riparian di Ciliwung, di antaranya tipe pertama kawasan Bambu, tipe kedua campuran bambu dan vegetasi kayu, dan tipe ketiga lahan kebun palawija dan buah. Ketiga tipe tersebut terdapat berbagai jenis keragaman hayati yang tercatat, di antaranya herpetofauna, ikan, amphibi, serpentes dan juga burung.
Ciliwung membentang sepanjang sekitar 120 Kilometer dengan luas mencapai sekitar 387 Kilometer persegi mencakup wilayah Bogor, Depok, dan Jakarta. Kondisi sungai ini sekarang semakin memprihatinkan karena banyak faktor seperti berubah lahan, dan fungsi, serta banyaknya sampah.
Hasil pemaparan yang disampaikan oleh Komunitas Institut Ciliwung dimaksudkan untuk mengupayakan perbaikan Ciliwung. Ada lima komunitas yangtergabung dalam Instutut Ciliwung, yaitu Mahasiswa Pecinta Alam (Mapala) Universitas Indonesia, Mapala Gunadarma, SIOUX, Palang Merah Indonesia (PMI), Mapala Matrix Lampung, IOM, dan BLH Depok.
Hasil telusur sungai itu digunakan untuk mengajak peran serta masyarakat dalam menjaga kondisi lingkungan sungai Ciliwung dengan perlunya kerjasama dalam pemberdayaan dan peningkatan kapasitas masyarakat bantaran sungai Ciliwung, mengamankan bantaran alami yang masih tersisa dengan pendekatan kepada masyarakat, serta mengembangkan pengelolaan yang baik.
Hasil itu juga diharapkan mendorong dilakukannya riset secara berkelanjutan, sehingga dukungan publik untuk berpartisipasi dapat menunjang berbagai kegiatan positif yang bisa dilakukan dalam mewujudkan Ciliwung yang bersih.
Editor : Sabar Subekti
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...