Hari Toilet Sedunia, Peringatan Akan Pentingnya Sanitasi Yang Baik
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM – Majelis umum PBB menetapkan tanggal 19 November sebagai hari toilet sedunia. Hal ini ditetapkan sebagai bentuk perubahan perilaku serta kebijakan isu-isu dalam pengelolaan dan peningkatan kualitas air di toilet.
Majelis PBB mendesak para pemangku kepentingan yang terkait untuk mendorong perubahan perilaku dan pelaksanaan kebijakan untuk meningkatkan akses sanitasi bagi kalangan miskin dan pencegahan praktik buang air besar secara sembarangan yang sangat berbahaya bagi kesehatan masyarakat.
Kerugian Ribuan Triliun
Menurut Wakil Sekretaris Jenderal PBB, Jan Eliasson, dibuatnya hari toilet sedunia ini dapat menimbulkan kesadaran tentang perlunya semua manusia memiliki akses sanitasi yang baik. Dalam mewujudkan program sanitasi yang bersih perlu adanya peran masyarakat dan organisasi non-pemerintah dalam meningkatkan kesadaran masyarakat dalam mengatasi masalah tersebut.
Hal ini juga menyuarakan kepada negara-negara agar menerapkan program kebersihan, penyediaan layanan sanitasi yang baik dan saluran pembuangan dan pengolahan air limbah serta penggunaan kembali pengelolaan air.
Hanya 4,5 miliar orang yang memiliki akses toilet atau kakus, yang berarti ada 2,5 miliar orang yang umumnya hidup di daerah pedesaan tidak memiliki sanitasi yang layak. Selain itu sekitar 1,1 miliar orang masih membuang air besar di tempat terbuka.
Negara-negara yang masih menerapkan pembuangan air besar di tempat terbuka, yaitu di negara-negara yang jumlah kematian balita tertinggi, tingkat kurang gizi dan kemiskinan yang tinggi, serta kesenjangan ekonomi yang besar.
Menurut Eliasson, meskipun dalam kemajuan menuju pembangunan milinium, saat ini ada satu dari tiga orang anak yang belum memiliki akses toilet dengan baik. Hal itu mengakibatkan hampir 2.000 anak meninggal setiap hari akibat diare. Di negara berkembang, sanitasi yang buruk serta kualitas air yang buruk dapat menimbulkan kerugian US$ 260 triliun (Rp 2.396,68 triliun) per tahun.
Akses sanitasi yang baik merupakan cerminan sebuah martabat. Dalam hal ini tidak mungkin karena masalah akses sanitasi yang kurang baik perempuan harus menjadi korban pelecehan seksual dan pemerkosaan. Akses toilet yang baik merupakan hak paling dasar yang harus dimiliki setiap orang.
Hari toilet sedunia sebelumnya diperingati oleh oleh organisasi masyarakat sipil internasional dan masyarakat dunia. Namun, saat ini belum diakui secara resmi sebagai hari resmi PBB.
Editor : Sabar Subekti
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...