Harian Uthayan Raih Press Freedom Prize
STRASBOURG, SATUHARAPAN.COM – Aktivis kebebasan pers yang berbasis di Prancis, Reporters Without Borders, tahun ini menganugerahkan Press Freedom Prize kepada harian Sri Lanka berbahasa Tamil, Uthayan, dan wartawan Uzbek yang sedang dipenjara, Muhammad Bekjanov.
Reporters Without Borders menyerahkan penghargaan kepada editor Uthayan Vallipuram Kaanamylnaathan dan pemilik Uthayan, Eswarapatham Saravanapavan, dalam suatu acara di gedung pertemuan di Strasbourg, Rabu (27/11).
Dalam keterangannya, seperti bisa dibaca di Colombo Page, Sri Lanka Internet Newspaper, lembaga itu menyebutkan harian berbahasa Tamil yang berkantor pusat di Jaffna itu sebagai satu-satunya koran yang berkomitmen terus terbit di tengah-tengah pertikaian yang melibatkan pasukan Sri Lanka dan pemberontak Macan Tamil yang sudah berlangsung 26 tahun.
“Meskipun beraktivitas di negara yang berada di peringkat 162 menurut indeks kebebasan pers, Uthayan menolak meliput berita-berita yang masih kontroversial dalam suatu masyarakat yang masih terpecah-pecah. Sebagai hasilnya, koran itu berkali-kali menjadi target kekerasan, dan acap ditinggalkan pegawai-pegawainya selama dalam perjalanannya. Dua karyawan tewas terbunuh pada Mei 2006, dan editornya, Gnagnasundaram Kuhanathan, dianiaya sampai kehilangan kesadaran di Jaffna pada 2011,” demikian pernyataan Reporters Without Borders.
Perang di Sri Lanka belum berakhir bagi Uthayan. Tidak ada yang dapat memaksa koran ini menyerah untuk menyuarakan kekejaman yang terus berlanjut, kekerasan yang melibatkan pasukan keamanan dan warga di kawasan utara, tanpa ada yang mendapat sanksi hukuman, tanpa ada perhatian dari Pemerintah Sri Lanka, dan komunitas internasional.
“Kami menyampaikan rasa hormat dan solidaritas penuh atas keberanian dan ketekunan staf Uthayan melaporkan apa yang terjadi di negara yang penuh pertikaian itu,” kata Direktur Umum Reporters Without Borders Christophe Deloire.
Kremlin: AS Izinkan Ukraina Gunakan Senjata Serang Rusia Mem...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kremlin mengatakan pada hari Senin ( 18/11) bahwa pemerintahan Presiden Amer...