Harrison Ford Dianggap Melecehkan Lembaga Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Harrison Ford si "Indiana Jones" dan bintang "Star Wars", dituduh telah menyudutkan Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan dan dianggap sudah melecehkan lembaga negara dalam sesi wawancara dalam rangkaian pembuatan film dokumenter tentang perubahan iklim.
Harrison Ford yang sudah berusia 71 tahun, dalam beberapa tahun terakhir ini aktif mendukung lingkungan hidup, sejak 1 September hingga Selasa 10 September, berada di Indonesia dalam rangka membuat serial televisi tentang perubahan iklim berjudul "Years Living Dangerously" untuk acara televisi AS, Showtime.
Andi Arief, Staf Presiden Bidang Sosial dan Bencana Alam, menuduh Ford dan krunya sudah melecehkan lembaga negara, dan menurut Andi, Harrison Ford bisa saja dideportasi, meskipun hari ini Selasa (10/9) Harrison Ford sudah meninggalkan Indonesia.
Zulkifli Hasan mengatakan, bahwa ia marah dengan Ford selama wawancara di Jakarta hari Senin (9/9).
"Saya memahami pria Amerika yang datang ke sini untuk melihat Tesso Nilo (taman nasional di Riau) dan dia ingin perusak hutan ditangkap di hari yang sama."
Zulkifli menambahkan ia tidak diberi kesempatan untuk menjelaskan tantangan menangkap orang-orang yang melanggar hukum di hutan yang terhampar di Indonesia, di mana penebangan liar merajalela.
"Saya hanya diberi kesempatan untuk mengatakan satu atau dua kalimat selama wawancara," kata Menhut.
Menurut Arief, Zulkifli mengira akan ada beberapa saat untuk mendiskusikan isi wawancara sebelum dimulai.
Tapi dalam acara Menhut terkejut bahwa begitu cepat Ford dan krunya datang lalu mereka mulai syuting dan mewawancarai dia ... dan menyerangnya dengan pertanyaan-pertanyaan.
"Tidak ada hak istimewa baginya meskipun ia adalah aktor besar. Kru-nya dan orang-orang yang membantu dia di Indonesia harus dipertanyakan untuk mengetahui motif mereka dengan melecehkan lembaga negara," kata Arief.
"Jika perlu, kami akan mendeportasinya," tambah Arief.
Ford juga bertemu dengan Presiden SBY Selasa siang ini sebelum meninggalkan Indonesia.
Jeff Horowitz, seorang produser "Years Living Dangerously", mengatakan serial tidak akan mengabaikan kemajuan terbaru yang dibuat oleh Indonesia dalam memperlambat deforestasi.
"Kami memilih memfilmkan kisah di Indonesia karena tantangan penting yang mereka hadapi dalam menyeimbangkan kebutuhan. Yaitu kebutuhan untuk melindungi hutan tropis dengan kebutuhan untuk mengamankan pembangunan ekonomi," kata Jeff Horowitz kepada mongabay.com. (telegraph.co.uk)
Jerman Berduka, Lima Tewas dan 200 Terluka dalam Serangan di...
MAGDEBURG-JERMAN, SATUHARAPAN.COM-Warga Jerman pada hari Sabtu (21/12) berduka atas para korban sera...