Hashim akan Temui Bupati Bantul Penyelamat Camat Pajangan
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Ketua Dewan Pembina organisasi sayap partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra), Kristen Indonesia Raya (KIRA), Hashim Djojohadikusumo, mengatakan pekan depan dia akan menuju Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta untuk menemui Bupati Bantul, Suharsono yang menyelamatkan posisi camat yang sempat diminta kelompok intoleran di Indonesia untuk diganti, Yulius Suharta.
“Saya minggu depan akan ke sana dengan rombongan dari Gerindra pusat, saya juga akan mengajak perwakilan dari Katolik untuk berkenan hadir,” kata Hashim saat menyampaikan sambutan setelah “Ibadah dan Perayaan Natal 2016 dan Tahun Baru 2017 Partai Gerindra, di Hotel Grand Sahid, Jakarta, hari Selasa (17/1).
Hashim mengemukakan dia akan membantu mendoakan keberhasilan dan kesuksesan Bupati Bantul, Suharsono, yang merupakan kader Partai Gerindra yang berhasil dalam melaksanakan tugasnya dengan tidak mencopot Camat Pajangan, Bantul, Yulius Suharta, yang sempat diminta beberapa kelompok intoleran untuk dicopot dari jabatannya karena tidak memiliki agama yang sama dengan masyarakat setempat.
“Saya mohon para hadirin di rumah masing-masing untuk mendoakan kesuksesan dan keselamatan bupati Bantul dan camatnya yang berani menghadapi ancaman ancaman kritik dari intoleransi,” kata dia.
Dia mengatakan setelah tidak jadi mengganti Yulius Suharta, Bupati Bantul saat ini, menurut Hashim, sering mendapat ancaman dari kelompok radikal. “Bupati Bantul yang merupakan kader Gerindra sekarang diancam dan didemo karena dia berani mengangkat seorang camat beragama katolik,” kata Hashim.
Menurut Wikipedia, Suharsono adalah Bupati Bantul periode 2016-2021. Dia menjadi bupati setelah menang pada pemilukada Kabupaten Bantul tanggal 9 Desember 2015.
Suharsono berhasil mengungguli pasangan petahana Sri Surya Widati – Misbakhul Munir dengan perolehan suara sebesar 53 persen.
Hashim menambahkan sikap seperti yang ditunjukan Suharsono merupakan sikap seorang nasionalis, dan mencerminkan jiwa Pancasila karena sikap tersebut sama seperti sikap kader Gerindra yang berani dan tegas.
“Karena dia tetap mempertahankan Yulius Suharta sebagai seorang camat, maka kita berbangga memiliki kader yang tegas,” kata Hashim.
Hashim mengemukakan mengharapkan doa dari berbagai organisasi lintas iman di Indonesia untuk pertumbuhan pluralisme di Indonesia.
“Saya kira Gerindra dengan langkah ini tetap di jalan yang benar, karena kadang kadang kita harus mengambil jalan politik yang tidak populer, tetapi yang penting garis politik di jalan yang benar,” kata Hashim.
Yulius Suharta
Dalam pengakuan kepada BBC Indonesia, beberapa hari lalu, Bupati Bantul, Suharsono menegaskan dirinya memilih Yulius Suharta sebagai Camat Pajangan karena berhasil lolos uji kelayakan dan kepantasan, serta tidak melihat latar belakang agama yang dianut Yulius Suharta.
Suharsono mengakui ada sekelompok orang yang melakukan audiensi yang mengklaim mayoritas warga di kecamatan itu menolak dipimpin seorang camat beragama Katolik.
Suharsono menegaskan dia tidak bisa ditekan oleh orang atau kelompok lain yang memaksa dirinya untuk mengganti Yulius Suharta karena beragama Katolik.
Yulius Suharta telah dilantik sebagai camat Pajangan, di Pendopo Kabupaten Bantul, pada 30 Desember 2016. Yulius mengikuti acara serah terima jabatan dari camat lama, 6 Januari lalu.
"Saya tidak mau diatur orang lain. Saya ingin menetapkan sesuai dengan peraturan, menegakkan UUD 1945 dan Kebhinekaan Tunggal Ika, bahwa kita tidak boleh mengkotak-kotak dari agama satu dengan agama lainnya," kata Suharsono.
Pengampunan
Hashim menekankan kepada seluruh kader Gerindra yang hadir dalam kesempatan tersebut agar mengedepankan pengampunan saat menghadapi konflik.
“Saya teringat khotbah saat saya hadir di gereja, saya dengar khotbah yang sangat mengesankan bagi saya yaitu pengampunan. Tema dari pengampunan bahwa kita harus mengampuni orang orang yang menyakiti, menghina, dan menghujat kita," kata dia.
"Kita harus mengampuni karena itu adalah yang dikehendaki Yesus bagi kita, itu tidak ringan untuk mengikuti perintah Tuhan Yesus, dan itu adalah perintah saya paling berat,” kata dia.
Editor : Eben E. Siadari
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...