Hashim: PKS Tak Mungkin Bohongi 8.000 Umat Kristen
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra, Hashim Djojohadikusumo mengatakan Anis Matta dan Taufik Ridho-Presiden dan Sekretaris Jendral Partai Keadilan Sejahtera (PKS)-tidak mungkin membohongi 8000 umat Kristen yang hadir dalam acara peringatan Kenaikan Isa Almasih dan Pentakosta, pada 3 Juli silam.
Saat itu, kedua tokoh PKS tersebut hadir dalam acara Kebaktian Kebangunan Rohani (KKR) yang diselenggarakan oleh Kristen Indonesia Raya (KIRA). Menurut adik Prabowo Subianto itu, Anis Matta dan Taufik Ridho mengerti maksud kecemasan dan kegelisahan umat Kristiani serta menyatakan bahwa dirinya mendukung Pancasila
“Saya kira tidak mungkin orang seperti Anis Matta dan Taufik Ridho berbohong di depan 8.000 umat Kristen, dengan menyatakan bahwa dirinya mendukung Pancasila. Oleh karena itu kita harus memegang prinsip Kristiani, yaitu merangkul dan bersahabat dengan semua orang, sekalipun itu musuh,” ucap Hashim dalam Ibadah Pengucapan Syukur dan Doa Bagi Bangsa, di Cendrawasih Room, Balai Sidang, Senayan, Jakarta, Jumat (18/7).
Menurutnya, prinsip Kristiani tersebut dipelajarinya dari seluruh pendeta. “Saya pelajari itu seperti dari Pdt. Jacob Nahuway, Pdt. Nus Reimas, Pdt. Pdt. DR. Yesaya Pariadji, Pdt. Gilbert Lumoindong, dan masih banyak pendeta lainnya.”
Ia akui, seluruh umat Kristiani kaget ketika Partai Gerindra memutuskan menjalin koalisi dengan PKS, termasuk rekan-rekan yang tergabung dalam organisasi sayap Gerindra, Kristen Indonesia Raya (KIRA).
“Memang, saat Gerindra kerja sama dengan PKS dalam Koalisi Merah Putih, banyak pendeta dan umat Kristen yang kaget. Tapi waktu itu saya langsung jelaskan, saya undang Pak Jacob dan kawan-kawan dari KIRA, seperti Pak Murphy, Pak Arion, dan lainnya. Setelah diskusi semua yang hadir waktu itu mendukung keputusan koalisi tersebut,” tutur Hashim.
Jinakkan Esktremis Indonesia
Hashim pun kembali menceritakan penyesalan nan dialaminya. Ia mengaku telah menyesal pernah menolak pertemuan dengan Pimpinan PKS lima tahun silam. Dengan terjalinnya koalisi ini, dirinya pun berharap agar kasih sayang Kristen dapat menjinakkan ekstremis di indonesia.
“Beberapa kali saya katakan, saya menyesal pernah menolak bertemu dengan Pimpinan PKS meski saya tidak mengenal mereka. Hal tersebut pun telah saya akui sebagai dosa besar saya di hadapan banyak pendeta, karena seharusnya saya berperilaku baik,” ucap Ketua Dewan Pembina KIRA itu.
“Lima tahun kemudia, saya kembali mendapat kesempatan dan saya merubah haluan. Kini saya bisa menerima kawan dari aliran dan percayaan lain untuk menjadi mitra serta sahabat. Dengan hal ini, semoga tokoh ekstremis di Indonesia bisa kita jinakan dengan kasih sayang Kristen,” tutup Hashim.
Editor : Bayu Probo
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...