Pelaksanaan Pilpres 2014 Lebih Baik Dibanding Pileg 2014
YOGYAKARTA, SATUHARAPAN.COM -- Komisi Pemilihan Umum Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (KPU DIY) pada Jumat (18/7) menggelar Rapat Pleno Terbuka Hasil Penghitungan Perolehan Suara Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014 di Royal Ambarrukmo Hotel Jalan Laksda Adisucipto no. 81, Yogyakarta 55281. Dalam rapat pleno tersebut pasangan H. Prabowo Subianto-Ir. H.M. Hatta Rajasa memperoleh 977.342 suara, sedangkan pasangan Ir. H. Joko Widodo-Drs. H.M. Jusuf Kalla memperoleh 1.234.249 suara. Rapat pleno ini dipimpin langsung oleh Ketua KPU Provinsi DIY Hamdan Kurniawan.
Usai rapat pleno, Hamdan Kurniawan yang ditemui awak media menilai bahwa pelaksanaan Pemilihan Umum Presiden 2014 (Pilpres 2014) kali ini lebih baik jika dibandingkan dengan pelaksanaan Pemilihan Umum Legislatif 2014 (Pileg 2014). Indikasi pelaksanaan yang lebih baik tersebut setidaknya tersaji dalam dua hal, pertama pelaksanaan Pilpres 2014 lebih transparan dibandingkan dengan Pileg 2014 dan KPU mampu memfasilitasi pemilih yang berada di rumah sakit (baik rumah sakit umum maupun rumah sakit jiwa), rumah tahanan (baik di lembaga pemasyarakatan maupun di polres atau polsek), dan pemilih mahasiswa dari luar daerah tanpa adanya laporan kekurangan surat suara.
“Kami mencatat bahwa pilpres kali ini merupakan pemilu yang paling transparan dibandingkan pemilu sebelumnya. KPU membuka akses kepada publik untuk mengecek daftar nama pemilih melalui Sistem Informasi Data Pemilih (Sidalih) melalui website KPU. Hal ini membuat para calon pemilih tak perlu repot datang langsung ke desa/ kelurahan,” demikian disampaikan Hamdan Kurniawan pada Jum’at (18/7).
Menurut Hamdan, transparansi dari KPU tak hanya berhenti sebatas membuka akses Sidalih kepada publik, namun lebih dari itu, KPU juga melakukan scanning formulir C1 dari seluruh TPS di Indonesia. Scanning ini ditampilkan di website KPU dan dapat diakses oleh masyarakat.
“KPU juga mengembangkan sistem informasi penghitungan suara melalui web KPU dengan cara menampilkan scanning atau pemindaian formulir C1 dari seluruh Tempat Pemungutan Suara (TPS) di Indonesia. Hal ini membuat siapapun dan di manapun dapat mengawasi jalannya pelaksanaan penghitungan suara, sekaligus dapat menyampaikan koreksi jika terdapat kekeliruan atau kejanggalan dalam berita acara penghitungan suara di TPS. Selain mendorong masyarakat untuk mengawasi pelaksanaan Pilpres 2014, cara ini juga sekaligus menutup celah kekeliruan dan potensi kecurangan yang dilakukan oleh penyelenggara pemilu,” ungkap Hamdan Kurniawan.
Di sisi lain, Ketua Bawaslu Provinsi DIY Drs. Mohammad Najib, M.Si juga sependapat jika pelaksaan Pilpres 2014 ini lebih baik dari Pileg 2014. Indikasinya adalah kemudahan para saksi dalam memperoleh formulir C1.
“Saya menilai Pilpres 2014 ini lebih baik dari Pileg 2014. Indikasinya jelas, dalam Pilpres 2014 ini para saksi dapat dengan mudah mendapatkan formulir C1. Hal ini tak lepas dari lebih sederhananya perangkat pemilu yang digunakan dalam pilpres jika dibandingkan dengan Pileg 2014,” demikain disampaikan oleh Mohammad Najib.
Editor : Bayu Probo
KPK Geledah Kantor OJK Terkait Kasus CSR BI
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menggeledah kantor Otoritas J...