Hasil Pertemuan dengan Perempuan Kendeng Belum Sampai Jokowi
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Kepala Staf Presiden, Teten Masduki, dan Menteri Sekretaris Negara, Pratikono, belum menyampaikan hasil pertemuan dengan perempuan Pegunungan Kendeng yang menggelar aksi menolak rencana pembangunan pabrik semen di Kabupaten Rembang, di depan Istana Merdeka, Jakarta Pusat, hari Rabu (13/4) kemarin, kepada Presiden Joko Widodo.
“Saya belum tahun kapan Teten dan Pratikno melaporkan hasil pertemuan dengan para ibu-ibu itu,” kata Juru Bicara Presiden, Johan Budi Sapto Pribowo, kepada sejumlah wartawan di Kompleks Istana Presiden, Jakarta Pusat, hari Kamis (14/4).
Menurutnya, sejauh ini, Jokowi baru sebatas mengetahui bahwa ada perempuan Pegunungan Kendeng yang berunjuk rasa di depan Istana Merdeka untuk menyampaikan aspirasi penolakan rencana pembangunan pabrik semen di Kabupaten Rembang.
Setelah mengetahui itu, dia melanjutkan, Jokowi memerintahkan Teten dan Pratikno untuk menemui pengunjuk rasa guna mendengarkan secara langsung aspirasi yang disampaikan untuk ditindaklanjuti.
“Memang itu (Pertemuan Teten dan Pratikno dengan pengunjuk rasa) atas perintah Jokowi,” ucap Johan.
Tergantung Laporan
Lebih lanjut, dia mengaku belum mengetahui kebijakan yang akan diambil oleh Jokowi nantinya. Sebab, hingga saat ini, Teten dan Pratikno belum menyampaikan laporan hasil pertemuan dengan perempuan Pegunungan Kendeng yang berunjuk rasa di depan Istana Merdeka, hari Rabu (13/4) kemarin.
Terkait pernyataan Teten yang akan mempertemukan perempuan Pegunungan Kendeng dengan Presiden, menurut Johan, tergantung hasil pertemuan antara Teten, Pratikno, dan jokowi.
“Apakah akan diatur pertemuan, saya tidak tahu mekanismenya, tergantung dari apa yang disampaikan Teten dan Pratikno dengan Jokowi soal hasil pertemuan dengan perempuan Pegunungan Kendeng,” tutur Johan.
Sebelumnya, sembilan orang perempuan yang dijuluki ‘Kartini Sembilan’ turun ke depan Istana Merdeka, Jakarta Pusat, sejak hari Selasa (12/3) kemarin. Mereka menyemen kaki sebagai bentuk perlawanan terhadap rencana pembangunan pabrik semen di Kabupaten Rembang, Provinsi Jawa Tengah.
Mereka menilai, Provinsi Jawa Tengah yang dulu dikenal sebagai daerah pertanian sedang menuju kehancuran ekologis, justru ketika dipimpin oleh pemimpin yang berasal dari ‘partainya wong cilik’,”
Bahkan, Pemerintah seperti tidak memedulikan suara penolakan yang ada. Jokowi pun disebut mengingkari janji mengunjungi Kabupaten Rembang.
Menyikapi aksi tersebut, Teten dan Pratikno menemui pengunjuk rasa pada hari Rabu (13/4) malam. Teten pun menyatakan akan mengagendakan pertemuan Jokowi dengan kelompok masyarakat yang menolak rencana pembangunan pabrik semen di Kabupaten Rembang, Provinsi Jawa Tengah.
Editor : Bayu Probo
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...