Hasil Referendum, Skotlandia Tetap Gabung Inggris
EDINBURGH, SATUHARAPAN.COM – Rakyat Skotlandia menolak berpisah dari Inggris. Demikian pengumuman hasil resmi referendum Skotlandia pada Jumat (19/9) pagi waktu setempat menunjukkan kemenangan di pihak yang tidak mau merdeka dari Inggris, dengan selisih suara hampir 10 persen.
Hasil pemungutan suara tersebut membuat lega jutaan rakyat Inggris termasuk Perdana Menteri David Cameron, yang posisinya rentan, serta para sekutu di seluruh dunia yang khawatir dengan prospek pemisahan Inggris Raya.
Dengan 31 dari 32 konstituensi dideklarasikan, pihak yang menyatakan tidak ingin berpisah dari Inggris mendapat suara sebanyak 55 persen, sementara yang menyatakan ingin berpisah hanya meraih 45 persen.
Para pendukung persatuan pun bersulang, berciuman, dan minum anggur di sebuah pesta di Glasgow, sementara Pemimpin Partai Nasional Skotlandia (SNP) Alex Salmond mengaku kalah di depan gambar raksasa bendera Skotlandia di Kota Edinburgh.
"Mayoritas rakyat Skotlandia telah memutuskan, pada tahap ini, untuk tidak menjadi negara merdeka. Saya terima keputusan rakyat tersebut dan menyerukan semua rakyat Skotlandia untuk ikut menerima keputusan demokratis rakyat Skotlandia," ujar Salmond seperti dikutip dari telegrapgh.co.uk, Jumat (19/9).
Salmond menutup pidato kekalahannya dengan memperingatkan para politisi Inggris di London bahwa mereka harus menghormati janji menit terakhir untuk memberikan lebih banyak kekuasaan untuk Skotlandia.
"Skotlandia berharap hal tersebut segera dihormati," ujar dia, sebelum turun meninggalkan panggung.
Pound Sterling Menguat
Mata uang pound sterling menguat tajam terhadap dolar dan euro, sementara harga-harga saham diperkirakan akan dibuka lebih tinggi.
Kampanye untuk kemerdekaan telah menggerakkan negara berpenduduk 5,3 juta orang ini tapi juga membagi kawan dan kerabat dari pulau-pulau Skotlandia terpencil di Atlantis sampai kota Glasgow.
Meski nasionalis menang di Kota Glasgow, mereka gagal memenuhi perkiraan survei jajak pendapat sebelum pemungutan suara bahwa nasib Inggris Raya ada di ujung tanduk.
Jajak pendapat menunjukkan lonjakan dukungan separatis selama dua minggu terakhir, membuat Inggris berjanji memberikan kekuasaan lebih tinggi pada Skotlandia, sebuah langkah yang membuat marah beberapa anggota parlemen Inggris di Westminster.
"Kita telah memilih persatuan dibanding perpecahan, dan perubahan positif daripada perpisahan yang tidak perlu," ujar kepala kampanye "Better Together" dan mantan Menteri Keuangan Inggris, Alistair Darling.
Editor : Bayu Probo
Cara Telepon ChatGPT
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perusahaan teknologi OpenAI mengumumkan cara untuk menelepon ChatGPT hing...