Hati-hati, Iklan Tak Sehat Bombardir Anak-anak Melalui Medsos
SATUHARAPAN.COM-Anak-anak dan remaja Anda aktif dalam media sosial? Peringatn dari laporan Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) ini patut dipertimbangkan untuk anak dan remaja Anda? Sebuah laporan yang didukung PBB, dilansir hari Rabu (19/2) menyebutkan bahwa anak-anak dan remaja dibombardir dengan iklan di media sosial yang mempromosikan produk berbahaya dari makanan cepat saji ke tembakau dan alkohol.
Para pengiklan juga menjual data tentang anak-anak yang diperoleh dari permainan elektronik ke raksasa teknologi global, kata penulis utama laporan itu, Anthony Costello. "Anak-anak berhak untuk tidak dibombardir setiap hari di ponsel mereka dengan iklan atau untuk mencuri data mereka...," kata Costello, profesor kesehatan global dan keberlanjutan di University College London. "Iklan berbahaya secara global menargetkan anak-anak terutama tentang hal-hal yang akan memengaruhi perkembangan dan kesehatan mereka, seperti mempromosikan gula, makanan cepat saji, tembakau, alkohol, permainan, dan perjudian," kata Costello.
Laporan yang berjudul “Masa Depan untuk Anak-Anak Dunia?” itu juga mengidentifikasi perubahan iklim sebagai ancaman yang akan segera terjadi pada kaum muda. Laporan itu dirilis oleh komisi yang beranggota lebih dari 40 ahli, yang diselenggarakan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), UNICEF dan Jurnal medis, Lancet.
Menjual Data
Di beberapa negara anak-anak melihat hingga 30.000 iklan TV per tahun, sementara paparan kaum muda terhadap iklan vaping (e-rokok) di Amerika Serikat jumlahnya telah meledak, menurut laporan itu. Di Brasil, China, India, dan Nigeria, dua pertiga anak usia 5 dan 6 tahun yang disurvei dapat mengidentifikasi setidaknya satu logo merek rokok.
"Tapi ketakutan terbesar saya pikir adalah tren dalam iklan media sosial dan menargetkan algoritmik," kata Costello. Banyak game "sebenarnya dibuat oleh perusahaan periklanan yang kemudian akan menjual semua data anak-anak itu tanpa izin ke perusahaan besar (teknologi)...," katanya. CEO Facebook, Mark Zuckerberg, mengatakan kepada para pemimpin global dan kepala keamanan di Munich, Jerman pada hari Sabtu pkan lalu bahwa konten online harus diatur dengan sistem di suatu tempat untuk telekomunikasi dan industri media.
Paparan anak-anak oleh pemasaran komersial junk food dan minuman manis ini telah dikaitkan dengan membeli makanan yang tidak sehat, kelebihan berat badan dan obesitas, kata laporan itu. Jumlah anak-anak dan remaja dengan masalah kegemukan melonjak 11 kali lipat dari 11 juta pada 1975 menjadi 124 juta pada 2016, katanya. WHO pada Oktober 2016 mengatakan bahwa pemerintah harus mengenakan pajak minuman manis untuk memerangi epidemi global obesitas dan diabetes.
Editor : Sabar Subekti
India Rayakan Diwali, Menyalakan Lampu Tanah Liat Yang Jumla...
LUCKNOW-INDIA, SATUHARAPAN.COM-Jutaan warga India mulai merayakan festival lampu Hindu tahunan, Diwa...