Hati yang Dingin dan Gelap
Hanya sebuah boneka yang menjadi sahabat pada detik akhir kehidupannya.
SATU HARAPAN.COM – Kisah Angeline, gadis kecil yang tinggal bersama Ibu angkatnya di sebuah Desa di Bali, menjadi berita yang menyita banyak perhatian publik. Dua menteri ikut terlibat menelusuri kasus ini. Kisah hidup Angeline berakhir tragis. Pencarian banyak pihak berakhir pada sebuah gundukan sampah di sekitar kandang ayam orang tua angkatnya. Harapan untuk menemukan Angeline hidup dan mimpi para guru untuk mengasuh anak ini pupus sudah.
Kisah Angeline menjadi satu dari banyak kisah orang-orang yang tidak berdaya. Kehidupan mereka diakhiri begitu saja oleh orang-orang yang hatinya dingin dan gelap. Namun, mereka yang berhati dingin dan gelap bukanlah hanya yang kedapatan menghabisi nyawa orang lain, tetapi juga mereka yang mematahkan semangat hidup, memutuskan harapan akan masa depan, dan merenggut sukacita orang lain.
Seperti para guru yang histeris mendengar kabar terakhir Angeline, tidak terasa saya ikut menitikkan air mata. Saya sama sekali tidak mengenal Angeline, tetapi membaca akhir hidupnya membuat hati saya getir. Tubuh Angeline meringkuk kaku di bawah timbunan sampah dengan sebuah boneka dipelukannya. Anak yang seharusnya menampakkan senyum merekah, melompat sana-sini dengan riangnya, mendapat pelukan hangat dari orang-orang terkasih didapati berakhir tragis dan hanya sebuah boneka yang menjadi sahabat pada detik akhir kehidupannya.
Tetapi, kisah ini mestinya membuat kita menitikkan air mata lebih banyak lagi, meratapi betapa banyaknya orang yang hatinya semakin hari semakin dingan dan gelap. Bukan hanya meratap, kita perlu memberi diri mengayomi mereka yang tidak berdaya, menerangi mereka yang hatinya semakin gelap, memberikan kehangatan kepada mereka yang hatinya semakin dingin.
Editor: ymindrasmoro
Email: inspirasi@satuharapan.com
Laporan Ungkap Hari-hari Terakhir Bashar al Assad sebagai Pr...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Presiden terguling Suriah, Bashar al Assad, berada di Moskow untuk menghad...