Hatta Rajasa: Slowakia Siapkan Gandum Untuk Iklim Tropis
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Menteri Koordinator bidang Perekonomian, Hatta Rajasa, mengatakan Universitas De Nitra asal Republik Slowakia yang bekerja sama dengan Universitas Andalas telah menyiapkan bibit gandum untuk daerah tropis sebagai upaya mendukung ketahanan pangan Indonesia.
"Mereka telah menghasilkan gandum yang bisa ditanam di sini dan empat jenis yang dikembangkan akan ditanam di Indonesia dengan imbal hasil yang bagus," kata Hatta seusai menerima perwakilan perusahaan bibit, Osivo asal Slowakia di Jakarta, Kamis.
Hadir dalam pertemuan tersebut perwakilan dari Osivo, Ivan Paska, Rudolf Zajac, Gyula Zalabai yang didampingi oleh mantan Duta Besar Indonesia untuk Republik Slowakia, Harsha Joesoef.
Hatta menjelaskan setelah proses pengembangan bibit tersebut selesai, maka akan segera masuk proses komersialisasi, yang dalam jangka panjang bermanfaat untuk mengurangi kebutuhan impor atas komoditas gandum.
"Nanti akan bisa ditanam di daerah tropis untuk musim kering dan musim hujan dengan pola selang-seling. Setelah pengembangan, tahap selanjutnya adalah komersialisasi, dan saya minta ini diteruskan," kata dia seperti dikutip Antara.
Kerja Sama
Hatta mengatakan apabila projek pengembangan dan pemanfaatan bibit gandum yang berasal dari riset kedua negara ini berhasil, maka dampaknya Indonesia dapat menyiapkan produksi gandum untuk kebutuhan dalam negeri.
"Sekarang ini, kelas menengah kita dan anak-anak muda suka makan roti, lalu akar rumput kita makan indomie, jadi kita bisa mengurangi ketergantungan impor," kata dia.
Rencana penanaman gandum secara massal menggunakan bibit asal Slowakia, telah dimulai awal 2012 melalui penelitian Universitas De Nitra dan Universitas Andalas bersama perusahaan penyedia bibit asal Slowakia, Osivo.
Dari proses tersebut telah diuji 11 varietas gandum asal Slowakia, untuk mengetahui gandum mana yang cocok ditanam di Indonesia. Hasil uji menunjukkan hanya empat varietas gandum yang cocok di Indonesia yaitu SO-3, SO-8, SO-9 dan SO-10.
Luas tanaman gandum di Indonesia tidak pernah melampaui luas lahan sebesar 2.000 hektar per tahun, karena tidak ada upaya khusus dari pemerintah untuk mengembangkan bibit gandum dan komoditas ini harus bersaing dengan penanaman sayuran yang lebih menjanjikan di dataran tinggi.
Gandum di Salatiga
Pengembangan gandum untuk kawasan tropis sebenarnya telah dilakukan di Indonesia, salah satunya oleh Fakultas Pertanian Kristen Satya Wacana, Salatiga. Perguruan tinggi ini telah melakukannya di kebun percobaan di Salaran, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang. Kawasan itu bahkan sudah menjadi agrowisata yang mengenalkan budi daya gandum.
Pengembangan ini dimulai ketika menyadari bahwa konsumsi gandum di Indonesia cukup tinggi, yaitu sekitar 3, 8 juta ton per tahun.
Varietas yang dikembangkan di Salatiga adalah jenis DWR, Boyolali, CPN1, CPN2, dan Nias. Produktivbitasnya di daerah Salaran sekitar 3 ton per hektare. Dan tanaman yang bernama ilmiah riticum aestivum ini telah dikembangkan sejak satu dekade lalu. Beberapa Pemda di Jawa tengah telah bekerja sama dengan perguruan tinggi ini untuk mengembangkan gandum, seperti Kabupaten Temanggung.
Duta Besar: China Bersedia Menjadi Mitra, Sahabat AS
BEIJING, SATUHARAPAN.COM-China bersedia menjadi mitra dan sahabat Amerika Serikat, kata duta besar C...