Hillary Sebut "Kesetiaan" Trump kepada Rusia Berbahaya
WASHINGTON, SATUHARAPAN.COM – Hillary Clinton mengkritik tajam calon presiden dari Partai Republik Donald Trump atas “kesetiaan besarnya” terhadap tujuan kebijakan politik Rusia. Pernyataan itu disampaikan pada hari Minggu (31/7) yang mengatakan hal tersebut meningkatkan “masalah keamanan nasional” dan keraguan akan perangainya.
Trump, saingannya dalam memperebutkan kursi kepresidenan Amerika Serikat (AS), menyangkal tuduhan itu, menegaskan dia “tidak memiliki hubungan” dengan Presiden Rusia Vladimir Putin dan tidak pernah bertemu atau berbicara dengannya melalui telepon, tapi “akan bagus sekali jika negara kita bisa rukun dengan Rusia.”
Dia mengatakan tidak mengingkari bahwa Putin menyebutnya “jenius” (beberapa penutur Rusia mengatakan ‘bersemangat’ adalah terjemahan yang lebih tepat untuk kata tersebut).
Mungkin bertujuan untuk meningkatkan kontroversi, Trump mengatakan bahwa jika dia terpilih sebagai presiden setidaknya dia akan mempertimbangkan untuk mengakui kedaulatan Rusia atas Crimea, wilayah Ukraina, yang dianeksasi Rusia pada tahun 2014 di tengah kecaman komunitas internasional.
Clinton, di acara ‘Fox News Sunday’, menanggapi tuduhan keterlibatan Rusia dalam kebocoran surat elektronik Partai Demokrat yang mempermalukannya pada malam berakhirnya konvensi nasional Partai Demokrat.
Saat konvensi berlangsung, Trump menantang Rusia menemukan dan merilis ribuan surat elektronik yang hilang dari server pribadi Clinton saat dia menjabat sebagai menteri luar negeri, seruan yang memicu reaksi keras dari Partai Demokrat dan beberapa anggota Partai Republik. (AFP)
Editor : Eben E. Siadari
Daftar Pemenang The Best FIFA 2024
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Malam penganugerahan The Best FIFA Football Awards 2024 telah rampung dig...