Hosni Mubarak Akan Dimakamkan Secara Militer
KAIRO, SATUHARAPAN.COM - Kepresidenan Mesir berduka dengan "kesedihan besar" atas kematian mantan Presiden Hosni Mubarak yang digulingkan, yang meninggal pada hari Selasa (25/2) pada usia 91 tahun.
Kantor Kepresidenan mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa berduka mendalam atas meninggalnya Mubarak karena "apa yang dia berikan kepada negara sebagai salah satu pemimpin dan pahlawan perang (1973) yang mulia" dengan Israel.
Itu merujuk perannya sebagai "kepala pasukan udara selama perang yang mengembalikan martabat dan kebanggaan bagi wilayah Arab." Kantor Presiden juga menyampaikan ucapan belasungkawa kepada keluarganya.
Putra Mubarak, Alaa, mengkonfirmasi berita tersebut melalui Twitter.
Militer Mesir juga berduka atas kematian mantan pemimpin mereka sebagai "salah satu putranya dan salah satu pemimpin ... perang yang mulia" dan menyampaikan belasungkawa kepada keluarganya dan angkatan bersenjata.
Sebuah pemakaman militer akan diadakan pada hari Rabu (25/2) untuk mantan presiden Mesir Hosni Mubarak, kata sebuah sumber kepada kantor berita Mesir, Ahram.
Mubarak memimpin angkatan udara negara itu dari tahun 1972 hingga 1975.
Pengacara Mubarak yang sudah lama mendampingi, Farid El-Deeb, sebelumnya mengatakan bahwa Mubarak dijamin hak untuk dimakamkan secara militer di bawah undang-undang tahun 1975 untuk menghormati para komandan perang Arab-Israel tahun 1973, juga dikenal sebagai Perang Oktober.
Penguasa terlama dalam sejarah modern Mesir, Mubarak lulus dari Akademi Angkatan Udara pada tahun 1949, dan diangkat sebagai kepala akademi pada tahun 1967.
Mubarak menjadi presiden Mesir setelah pembunuhan Anwar Sadat pada tahun 1981 dan tetap menjadi presiden sampai pemecatannya dalam pemberontakan rakyat pada tahun 2011.
Kepresidenan Mesir dan angkatan bersenjata keduanya mengeluarkan pernyataan pada hari Selasa berkabung atas kematiannya. (ahram.org)
Kremlin: AS Izinkan Ukraina Gunakan Senjata Serang Rusia Mem...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kremlin mengatakan pada hari Senin ( 18/11) bahwa pemerintahan Presiden Amer...