HRW: RD Kongo Sewa Preman untuk Serang Demonstran
KINSHASA, SATUHARAPAN.COM – Para pejabat tinggi keamanan dan partai berkuasa di Republik Demokratik Kongo tampaknya “menyewa preman” untuk menyerang para demonstran yang melakukan unjuk rasa damai bulan lalu di Kinshasa, kata Human Right Watch, Selasa (6/10).
“Pada 15 September 2015, (para pemuda bersenjata) secara brutal menyerang pertemuan publik yang digelar para pemimpin oposisi politik untuk menyerukan agar Presiden Joseph Kabila mundur dari jabatannya, setelah batas dua kali masa jabatannya secara konstitusional berakhir pada Desember 2016,” kata badan pengawas tersebut yang berbasis di New York dalam sebuah laporan.
Sedikitnya 12 demonstran terluka, sementara satu orang penyerang tewas setelah para pemrotes mulai membalas serangan. Ketika para petugas polisi membawa mayatnya ke kamar mayat, mereka memerintahkan staf di sana untuk merahasiakannya dan melabelinya “a body of the state.”
Beberapa orang yang mengaku terlibat dalam serangan tongkat dan pentungan itu mengatakan kepada HRW bahwa mereka adalah bagian dari 100 pemuda yang direkrut petugas keamanan senior dan People's Party for Reconstruction and Democracy (PPRD) naungan Kabila. Mereka dibayar 65 dolar Amerika (sekitar Rp 919 ribu).
Setelah semalam berada di markas militer, para pemuda yang direkrut ini digiring ke lokasi protes. “Kami diminta untuk mulai menyerang para demonstran dan menciptakan gangguan ketika salah seorang pemimpin oposisi menghina Presiden Kabila,” kata partisipan.
Juru bicara pemerintah Lambert Mende mengecam bahwa temuan organisasi HAM tersebut “bermotif politik” dan “tidak dapat dipercaya.”
“Kami hanya tertarik dengan pengaduan yang didasarkan pada fakta untuk memungkinkan pengadilan melakukan pekerjaannya,” ujar Mende kepada AFP.
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...