Hubungan Indonesia-Tiongkok: Penting Dikembangkan Konektivitas Warga
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM-Dalam 70 tahun hubungan bilateral Indonesia dan Tiongkok, pendekatan kerja sama dan kolaborasi lebih dominan diarahkan pada bidang keamanan, ekonomi, dan industri. Namun penting dikembangkan konektivitas warga antar negara atau people-to-people connection dalam hubungan Indonesia-Tiongkok.
“Ada yang tidak kalah penting yaitu pendekatan budaya, pendekatan people to people. Ini bisa menjadi kekuatan sendiri untuk hubungan Indonesia dan Tiongkok,” kata Deputi Ilmu Pengetahuan Sosial dan Kemanusian, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Tri Nuke Pudjiastuti dalam Webinar “P-to-P Conection Indonesia-Tiongkok: Tantangan dan Strategi pada hari Sabtu (3/10).
Menurut Nuke, dalam hubungan Indonesia-Tiongkok, negara memang merupakan aktor utama, namun ada peran warga antar negara yang terlibat di dalamnya. “Masyarakat dapat membentuk pola yang lebih harmonis, tidak selalu persoalan politik,” kata Nuke.
Adanya peran warga antar negara dapat dilihat pada tingginya angka wisatawan Tiongkok ke Indonesia dan sebaliknya, serta pertukaran pelajar Indonesia-Tiongkok, juga kerja sama tenaga kerja. “Pemahaman people-to-people ini dapat menjadi landasan pengembangan dan penguatan hubungan yang berkelanjutan antar kedua negara,” kata Nuke.
Transparan dan Terbuka pada Kritik
Peneliti Pusat Kewilayahan LIPI, Paulus Rudolf Yuniarto, mengungkapkan people-to-people connection bertujuan mengembangkan berbagai inisiatif dalam mendukung pendidikan dan pengembangan sumber daya manusia, mendorong kegiatan ekonomi, mendukung pertukaran budaya dan agama, mempromosikan pariwisata, dan kebutuhan praktis lainnya.
“People to people connection juga memiliki peran penting walau tidak dapat diukur kedalamannya dalam konteks hubungan internasional,” katanya.
Rudolf menyebut bahwa studi kasus menunjukkan betapa pentingnya people-to-people connection atau pelibatan masyarakat sipil dalam hubungan kerja sama antar negara. People-to-people connection sendiri memerlukan kerja sama yang efektif, transparan, merespon feedback, dan terbuka dengan kritik.
Rudolf pun mengungkapkan bahwa pendekatan people-to-people Indonesia-Tiongkok lebih mengenai pemahaman berbasis budaya. “Pendekatan people-to-people Indonesia-Tiongkok dapat diimplementasikan melalui komunikasi antar budaya dan manajemen lintas budaya,” kata Rudolf.
Editor : Sabar Subekti
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...