Hubungan Memanas, Iran Hentikan Penerbangan Umroh ke Arab Saudi
TEHERAN, SATUHARAPAN.COM – Iran telah menghentikan penerbangan ke Arab Saudi untuk ibadah Umroh sepanjang tahun ini menyusul tuduhan bahwa aparat keamanan Saudi melakukan pelecehan seksual terhadap dua anak laki-laki Iran. Penjelasan ini disampaikan oleh Menteri Kebudayaan Iran, Ali Jannati hari ini, Senin (13/4).
Langkah ini kemungkinan akan memperdalam ketegangan antara dua kekuatan regional, yang berselisih atas perang di Yaman.
Reuters melaporkan, para remaja laki-laki Iran itu pekan lalu diduga telah dilecehkan ketika petugas melakukan penggeledahan untuk alasan keamanan di Bandara Jeddah.
"Sampai orang-orang yang bersalah diadili dan dihukum, Umrah akan dihentikan dan penerbangan Iran akan ditangguhkan," demikian Jannati mengatakan, seperti dikutip oleh kantor berita Iranian Students News Agency (ISNA).
Anak-anak remaja itu sedang kembali ke Teheran dari menjalankan ibadah Umrah, sebuah ziarah ke Mekah yang dapat dilakukan kapan saja sepanjang tahun selain selama ibadah haji.
Jannati mengatakan pemerintah Saudi telah menangkap para pelaku dan berjanji untuk menghukum mereka, ISNA melaporkan.
Sebelumnya, dari Riyadh dilaporkan Arab Saudi pada Minggu (12/04) meminta Iran tidak mencampuri urusan Arab Saudi yang membantu Yaman menumpas pemberontak Syiah, dan memperingatkan agar Iran berhenti mendukung pemberontak Syiah Yaman.
Kendati demikian, Menteri Luar Negeri Arab Saudi, Pangeran Saud al-Faisal menegaskan bahwa Riyadh tidak berperang dengan Teheran.
“Kecuali Iran menganggap bahwa pihaknya secara tiba-tiba menjadi bagian dari Yaman, kami tidak berperang dengan Iran,” katanya dalam konferensi pers yang digelar bersama mitranya Laurent Fabius dari Prancis.
Namun dia juga mengimbau kepada Teheran untuk “tidak membantu aktivitas-aktivitas kriminal” dari pemberontak Houthi “terhadap pemerintahan sah di Yaman dan menghentikan pengiriman senjata dan bantuan” kepada para milisi pemberontak.
Fabius, yang menemui Raja Salman dan para pejabat tinggi Arab Saudi lainnya dalam kunjungan ke Riyadh, mengatakan Prancis siap untuk bekerja sama dalam menyelesaikan krisis Yaman.
“Prancis menyampaikan kesiapannya untuk mencari solusi” untuk konflik Yaman, ujarnya.
“Posisi kami yaitu untuk mengatakan: Semua yang bisa dilakukan dengan tujuan mendukung solusi politik sedang berjalan ke arah yang tepat,” kata Fabius dalan pertemuan pada malam hari dengan para wartawan.
Dia menambahkan bahwa Arab Saudi “berulang kali mengatakan kepada saya sepanjang hari” bahwa mereka ingin mengembalikan stabilitas dan “legitimasi” di Yaman.(AFP/Reuters)
Editor : Eben Ezer Siadari
Pengadilan Swedia Hukum Politisi Sayap Kanan Karena Menghina...
MALMO-SWEDIA, SATUHARAPAN.COM-Pengadilan Swedia menjatuhkan hukuman pada hari Selasa (5/11) kepada s...