Hujan Deras Tak Halangi Warga Nias Selatan Sambut PRPrG PGI
NIAS, SATUHARAPAN.COM – Penduduk Teluk Dalam, Nias Selatan bersemangat menyambut Pertemuan Raya Perempuan Gereja (PRPrG) Pra-Sidang Raya XVI, Rabu (5/11). Masyarakat menganggap acara ini bukan sekadar pertemuan, melainkan pesta iman. Hujan deras tidak jadi halangan.
Pdt Retno Ratih, pendeta GKJ Manahan—utusan sinode Gereja-gereja Kristen Jawa menuliskannya dengan menarik untuk satuharapan.com. Berikut adalah kisahnya.
Yaahowu ... demikian tarian dan sapaan ramah para pandu menyambut kehadiran para peserta yang tiba di bandara Gunungsitoli. Sapaan ramah itu berlanjut ketika dengan cekatan dan semangat mereka membantu para peserta PRPrG Pra SR XVI PGI mengangkat koper-koper dan barang bawaan ke bis yang akan membawa semua peserta ke Teluk Dalam, Nias Selatan. Setelah melalui perjalanan sekitar tiga jam tibalah kami di gereja BNKB Yohanes, Teluk Dalam.
Kembali di gereja ini kami disambut dengan semangat oleh para pandu yang menolong kami untuk mendapatkan makan malam, mengurus pendaftaran, mendapatkan semua perlengkapan pertemuan dan penginapan. Dengan ramah mereka melayani kami. Satu persatu kami diantar ke tempat penginapan untuk selanjutnya beristirahat setelah perjalanan yang memakan waktu seharian yang tentu saja cukup melelahkan.
Hari ini Rabu, 5 Nopember 2014, PRPrG Pra SR XVI dibuka. Sejak pagi masyarakat dari berbagai lapisan dengan semangat sudah berbondong-bondong menuju lapangan Orurusa Teluk Dalam. Dominasi baju warna kuning dan merah dikenakan oleh pendukung acara, peserta sidang, serta suasana panggung menambah cerahnya suasana pembukaan Pertemuan Raya Perempuan.
Kesan pertama memasuki tempat pembukaan adalah semangat yang tampak jelas di wajah-wajah panitia dan jemaat yang hadir dalam pembukaan ini. Ya, mereka dengan semangat menyambut acara ini karena pertemuan seperti ini jarang terjadi di Teluk Dalam.
Suasana meriah mewarnai Pembukaan Pertemuan Yang dihadiri oleh Bupati Teluk Dalam, Idealisman Dachi, Ketua PGI, Pejabat Pemerintah, pemimpin gereja dan warga masyarakat. Setelah diawali dengan ibadah pembukaan, acara dilanjutkan dengan berbagai suguhan kesenian tradisional baik itu Lompat Batu, Famadaya Harimao, Paduan Suara maupun berbagai kekayaan kesenian daerah Nias Selatan yang lain.
Di tengah kemeriahan acara, tiba-tiba mendung bergelayut di langit. Makin lama makin tebal dan akhirnya hujan lebat mengguyur Teluk Dalam di tengah kemeriahan acara. Yang mengherankan hujan lebat ini tidak membuat pengunjung beranjak pulang. Acara tetap dilanjutkan. Di tengah guyuran hujan paduan suara tetap melantunkan pujian. Basah kuyuplah mereka. Namun semangat mereka untuk memuji Tuhan justru menjadi magnet tersendiri yang membuat seluruh pengunjung memuji I will follow Him. Dalam suasana hujan ini pula PRPrG dengan terang tema: Tuhan Mengangkat Kita Dari Samudera Raya" dinyatakan di buka. Pembukaan ditandai dengan pemukulan gong oleh Dr. A. A. Yewangoe
Semangat dari masyarakat yang menyambut dan hadir dalam acara ini tentu tidak dibangun hanya dalam waktu satu atau dua bulan. Sudah cukup lama panitia yang diketuai oleh Ibu Muniati Dakhi, SKM, MM, M. MKes beserta segenap panitia menyiapkan acara ini. Bahkan acara ini didukung oleh Pemerintah Daerah Nias Selatan. Oleh masyarakat Teluk Dalam acara ini tidak hanya dipahami hanya sebagai sebuah pertemuan namun sebagai pesta iman. Karenanya, segenap elemen masyarakat menyambut acara ini dengan semangat.
Hujan deras bahkan gangguan sesaat dengan matinya sound system tidak melunturkan semangat mereka untuk menuntaskan semua acara sampai selesai. Masih dalam suasana hujan, acara dituntaskan dengan tarian penuh kegembiraan oleh semua yang hadir. Salut untuk penyelenggaraan PRPrG. Kami menjadi makin bersemangat kala melihat semangat penyelenggara PRPrG menyemangati peserta untuk menghasilkan keputusan dan rekomendasi yang membangun para perempuan dan segenap masyarakat.
Albania akan Blokir TikTok Setahun
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Pemerintah Albania menyatakan akan memblokir media sosial TikTok selama s...