Sebut di Surga Harus Berbahasa Arab, Yusuf Mansur "Di-bully"
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Sebuah kicauan dari ustaz kondang Yusuf Mansur (YM) melalui akun Twitter-nya telah mengundang berbagai komentar pedas. Pernyataan ustaz pendiri pesantren Darul Qur’an itu dinilai tanpa dasar dan melukai hati sementara kalangan.
Kicauan YM yang kontroversial itu ditulis pada 2 November lalu, berbunyi demikian: “Semua bahasa bakalan musnah. Gak kepake. Kapan? Saat masuk alam kubur. Apalagi di akhirat sana. Satu-satunya ya Bahasa Arab.”
Kicauan itu segera mendatangkan berbagai komentar yang pada umumnya tidak setuju. Sedikitnya 60 komentar berkeberatan atas kicauan tersebut. Ketika satuharapan.com mengecek kicauan itu hari ini, Rabu (5/11), sudah di-retweet 217 kali dan mendapat 56 tanda favorit.
“Saya tidak sependapat. Nyaris saja mempersonifikasikan bahwa Allah itu berbangsa Arab,” kata Rudy Firmanto lewat akun @RFirm.
“Asal jeplak ente!” tuduh seseorang lewat akun Twitter @renMuhammad.
“Maaf ustadz, kalau cuma di alam kubur, bukankah amal yang menjawab pertanyaan malaikat kubur, bukan orangnya. Benar begitu bukan?” tanya Faizal Muhammad, lewat akun Twitter @faizmuh.
Seseorang bernama Fikri Angga Reza lewat akun @Iamfikry bahkan mengaku sempat panik membaca pernyataan YM. “Panik bener sama twit ustad YM tadi. Soalnya saya kalau doa pakai Bahasa Indonesia. Nggak bisa Bahasa Arab blas,” tutur dia.
Intelektual Islam, Ahmad Sahal, pun ikut menanggapi pernyataan YM. Ia mempertanyakan dalil YM mengatakan hal itu. “Jangan ngarang,” tulis dia lewat akun twitternya @sahal_AS.
Sahal menambahkan, menurut Alquran, yang paling mulia adalah yang paling bertakwa. Bukan yang paling fasih Bahasa Arabnya. “Abu Jahal juga fasih (Bahasa Arab),” kata dia, menyebut nama tokoh Arab yang memusuhi Nabi Muhammad.
Terhadap berbagai sanggahan itu, YM tidak secara langsung menanggapi. Ia hanya menilai banyak di antara penanggap itu memberi tafsiran terlalu jauh.
“Jangan sampai ada kalimat, 'emangnya kalau bisa Bahasa Arab pasti bisa masuk Surga? He he he. Tidak begitu. Tapi mempermudah, insyaaAllah iya',” katanya lagi.
Lebih jauh, melalui situs resminya, www.yusufmansur.com, YM melansir sebuah esai pendek, yang tampaknya ditujukan ingin meluruskan pernyataannya.
“Karena Al Qur'an itu pakai bahasa Arab, maka menjadi sangat layak kita belajar bahasa Arab. Bahwa ada terjemahan, tetap beda dengan kita mengerti langsung. Apalagi terjemahan Al Qur’an, pastinya tidak mewakili penerjemahan yang begitu luas dari Al Qur’anul Kariim,” tulis dia pada esai berjudul Bahasa Arab itu.
Ia menambahkan, belajar bahasa Arab bagi muslim, bukan seperti belajar bahasa lain yang untuk mendapatkan bisnis atau pekerjaan. “Bukan itu. Tapi kita belajar Bahasa Arab, karena Allah. Ya, karena Allah. Bahkan bukan ilmu untuk ilmu, melainkan karena Allah. Kita pengen saat kita komunikasi sama Allah, lewat shalat, lewat Al Qur’an, saat doa, dengan doa-doa dari kalimat warisan Nabi langsung, berjalan dengan penuh rasa.”
Sayangnya, dalam esai itu YM tak kunjung juga menjawab atau melakukan klarifikasi atas pernyataannya bahwa di akhirat yang ada hanya bahasa Arab. Namun, melalui akun Twitter-nya, YM sempat melansir pernyataan yang bernada meminta maaf walaupun tidak secara langsung dikaitkan dengan pernyataan soal bahasa Arab. “Dan saya... masih manusia. Bahkan termasuk tipe manusia yang suka salah, lalai, alpa, nyebelin, ngekiin. So, apalagi kalau bukan sering-sering saya minta maaf?” tulis dia.
Editor : Eben Ezer Siadari
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...