HUT DKI: Bank Indonesia Bantu Jakarta Tekan Laju Inflasi
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Masih dalam kemegahan rangkaian HUT ke-488 DKI Jakarta, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok bersama Gubernur Bank Indonesia, Agus D.W. Martowowardojo menandatangani kesepakatan bersama (MoU) meresmikan kantor perwakilan dan pelantikan Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi DKI Jakarta di Juanda, Jakarta Pusat. Kerjasama ini diharapkan dapat meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi dan menekan laju inflasi. Salah satu kerjasama yang dicanangkan ialah mengurangi peredaran uang cash.
“Peresmian ini hadiah yang luar biasa untuk ulang tahun ke-488 DKI. Kita kerjasama dengan BI per tahun, slah satunya di akhir tahun kemarin seluruh angkutan Transjakarta telah menggunakan e-money. Kami juga telah berhasil membangun inkubator PKL di Lenggang Jakarta. PKL kami latih bertransaksi non cash,” ujar Ahok di Kantor Perwakilan Bank Indonesia DKI Jakarta, Senin (22/6).
Selain itu, Ahok juga telah memaksakan transaksi Kartu Jakarta Pintar (KJP) untuk tidak bisa ditarik secara cash. Untuk KJP sekolah dasar, mereka hanya bisa menarik Rp 50.000 per dua minggu sementara untuk menengah pertama dan menengah atas hanya bisa ditarik Rp 50.000 per minggu. Degan non cash, Ahok ingin tiap sen yang dibelanjakan memberi efek ekonomi yang maksimal.
Selain KJP, Lenggang Jakarta, dan Transjakarta yang menggunakan transaksi e-money, pembelian beras bersubsidi juga direncanakan menggunakan e-money.
“Saya udah tantang Bulog, siapapun yang beli beras subsidi harus e-money. Kami pastikan siapa yang beli beras dan tidak ada penimbunan,” kata Ahok.
Kerjasama yang dijalin bersama BI diharapkan dapat menekan laju inflasi DKI Jakarta serta meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang ditengarai mengalami penurunan selama semester pertama 2015 ini.
Menurut pemaparan Agus, perekonomian Jakarta diproyeksikan tumbuh dalam kisaran 5,3 hingga 5,8 persen, artinya lebih rendah enam persen dari tahun sebelumnya. Penurunan pertumbuhan perekonomian melambat secara signifikan pada triwulan pertama 2015. Namun demikian, laju inflasi mengalami penurunan dari tahun lalu, yakni dari 8,95 persen menjadi 4,5 hingga 4,9 persen.
DKI menurut data BI merupakan kota yang memiliki kontribusi signifikan dalam pengolalaan inflasi nasional dan Produk Domestik Bruto (PDB). Tingkat inflasi Provinsi DKI berkontribusi hingga 20 persen terhadap inflasi nasional dan kontribusi produk domestik regional (PDRB) Jakarta terhadap nasional mencapai 17 persen.
Editor : Bayu Probo
Bangladesh Minta Interpol Bantu Tangkap Mantan PM Sheikh Has...
DHAKA, SATUHARAPAN.COM-Sebuah pengadilan khusus di Bangladesh pada hari Selasa (12/11) meminta organ...