HUT DKI: Wajah Kota Tua Jakarta dan Kacamata Wisatawan Asing
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Kawasan Kota Tua menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan baik lokal maupun mancanegara. Kota Tua memiliki beberapa tempat menarik untuk dikunjungi, seperti Toko Merah, Cafe Batavia, Kantor Pos Kota Tua, dan Museum Sejarah Jakarta atau Museum Fatahillah yang bangunannya bekas balai kota Batavia.
Namun, di balik keeksotisan beberapa bangunan yang menjadi daya tarik tersebut tidak semua memiliki kondisi bangunan yang baik atau terawat. Banyak gedung di sekitar Kota Tua harus diperbaiki, seperti dituturkan wisatawan asal Rusia Maria Kostenko.
“Kawasan Kota Tua menurut saya sangat unik dan bangunan bersejarahnya sangat indah. Selain itu, masyarakat di sini juga sangat ramah. Namun, terlalu ramai dan macet,” kata Maria kepada satuharapan.com di Kawasan Kota Tua Jakarta Pusat, Sabtu (13/6).
Namun, lanjut Maria, pinggiran Kota Tua harus banyak direnovasi agar terlihat lebih indah dan dapat menarik lebih banyak pengunjung. Kebersihan juga harus dijaga seperti misalnya di sisi kanan dan kiri Kota Tua.
Belum Ramah bagi Wisatawan Asing
Maria, yang sempat bekerja di Bandung selama lima bulan itu, mengeluhkan masih kesulitan mendapatkan informasi tentang transportasi umum. Menurutnya, akan lebih baik jika pemerintah daerah menyediakan sarana atau media bagi wisatawan asing terkait petunjuk jalan atau akses transportasi umum dalam bahasa Inggris.
“Akan lebih baik lagi jika petugas hotel atau transportasi umum bisa sedikit berbahasa Inggris. Meskipun orang Indonesia sangat ramah, mereka tidak bisa membantu jika ada wisatawan asing yang memerlukan bantuan mendapatkan arah jalan,” kata Maria.
Dia juga menyarankan petugas hotel maupun transportasi umum mendapatkan kursus bahasa Inggris sehingga dapat membantu wisatawan asing pergi ke suatu tempat atau menanyakan jalan.
“Hanya Bagaimana Caranya Mengemas”
Dalam perbincangan khusus bersama Wakil Gubernur DKI Jakarta, Djarot Saiful Hidayat, Rabu (16/6) lalu, sebagai destinasi unggulan Kota Tua diakui belum sepenuhnya siap menjadi lokasi tujuan wisatawan asing.
“Kota Tua itu bagus, hanya bagaimana cara kita mengemasnya. Museum-museum di sana banyak sekali,” ujar pejabat asal Blitar itu.
Pemerintah belum mencurahkan perhatian khusus pada perawatan-perawatan gedung bernilai historis yang sesungguhnya layak didaftarkan ke UNESCO ini. Deputi Gubernur DKI Bidang Kebudayaan dan Pariwisata, Sylviana Murni, mengatakan ada beberapa syarat yang membuat Kota Tua belum berhasil lolos didaftarkan UNESCO. Kini Pemprov DKI tengah berusaha merestorasi Kota Tua agar menjadi destinasi yang ramah dan siap dipasarkan.
Editor : Sotyati
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...