HUT ke-70, TNI Disebut Punya 4 Tantangan
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Ketua Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI), Mahfudz Siddiq, mengatakan Tentara Nasional Indonesia (TNI) sebagai komponen utama sistem pertahanan negara menghadapi tantangan besar dalam usia yang kini menginjak 70 tahun. Menurut dia, hal itu terjadi seiring dengan kian beragamnya tantangan Republik Indonesia saat ini.
“Pada usia 70 tahun, TNI sebagai komponen utama sistem pertahanan negara menghadapi tantangan makin besar seiring dengan semakin besarnya tantangan negara. Agar negara mampu menghadapi beragam tantangan baru, maka wajib bagi negara memperkuat TNI,” ucap Mahfudz dalam pesan tertulis yang diterima satuharapan.com, di Jakarta, hari Senin (5/10).
Politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu menjabarkan ada empat tantangan TNI ke depan. Pertama, meningkatnya tensi konflik politik dan keamanan di berbagai kawasan, termasuk Laut Cina Selatan.
Selanjutnya, menurut Mahfudz, merebaknya kejahatan lintas negara dalam bentuk non-tradisional seperti terorisme, kejahatan siber, dan separatisme yang menggalang dukungan internasional. Ketiga, pertarungan kepentingan ekonomi terhadap beragam sumber daya yang menggunakan perang proxy.
Terakhir, kata dia membesarnya potensi bencana alam akibat danpak persoalan lingkungan.
“Keempat tantangan baru tersebut bersamaan dengan makin beratnya tugas pokok TNI menjaga kedaulatan dan yuridiksi wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagai negara kepulauan yang ingin mengembangkan diri sebagai negara maritime,” ujar Mahfudz.
Tingkatkan Anggaran
Lebih lanjut, dia menyampaikan, TNI juga harus meningkatkan kemampuan kontrol terhadap semua wilayah, mulai dari penjagaan sumber daya alam hingga kemampuan menghadapi segala ganguan terhadap wilayah dan sumber daya alam.
Oleh karena iu, menurut dia, negara wajib memperkuat TNI dalam semua aspek, baik dalam sisi organisasi, sumber daya manusia, akat utama sistem persenjataan (alutsista) dan sarana serta prasarana.
“Negara harus menunjukkan komitmen dengan memberikan anggaran yang cukup mengacu kepada postur pertahanan yang dibutuhkan TNI. Apalagi presiden menginginkan TNI menjadi kekuatan militer maritim yang tangguh di kawasan,” kata Mahfudz.
Sebab, kata dia, bila anggaran TNI malah diturunkan dibanding tahun sebelumnya akan menjadi aneh. Kelemahan regulasi dalam pelaksanaan fungsi selain perang terus dibiarkan, dan kesejahteraan prajurit TNI masih dipandang bukan prioritas.
“Presiden Jokowi harus mengambil kebijakan dan keputusan penting dalam agenda penguatan TNI. Jika tidak, maka peringatan 70 tahun TNI dan amanat Presiden Joko Widodo hanya sebatas seremoni,” tutur Mahfudz.
Editor : Bayu Probo
KPK Geledah Kantor OJK Terkait Kasus CSR BI
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menggeledah kantor Otoritas J...