HUT ke-70 TNI, Ketua DPR Harap TNI Masuk 10 Besar Dunia
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI), Setya Novanto, berharap Tentara Nasional Indonesia (TNI) terus maju dan berkembang, sehingga dapat menembus peringkat 10 kekuatan militer dunia. Menurut dia, saat ini TNI telah masuk Global Fire Power Military dan menduduki peringkat 12 kekuatan militer dunia.
“Saya berharap TNI dapat terus maju dan berkembang, serta masuk 10 kekuatan militer di dunia. Indonesia pada tahun 2015 telah masuk Global Fire Power Military dan diakui dunia sebagai kekuatan nomor 12 di dunia diantara negara- negara maju lainnya,” ucap Novanto dalam keterangan tertulis yang diterima satuharapan.com, di Jakarta, hari Senin (5/10).
Menurut dia, peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-70 TNI dapat menjadi momentum untuk menunjukkan kekuatan Indonesia di bidang pertahanan. TNI harus terus didukung meraih prestasi agar posisi dan keberadaannya semakin kuat dan bermartabat.
“Saya juga mendorong pemerintah agar memperhatikan kesejahteraan para prajurit TNI dan upaya peningkatan alat utama sistem persenjataan (alutsista) agar lebih modern, kuat, dan profesional,” kata Novanto.
Buku Putih Pertahanan
Dalam keterangan tertulis berbeda, Anggota Komisi Pertahanan DPR RI, Ahmad Zainuddin, juga mengatakan kekuatan dan kapasitas TNI semakin diakui dunia internasional sebagai salah satu militer terkuat.
Dia pun menyampaikan agar pengembangan TNI ke depan memperhatikan dan tetap dalam koridor grand strategy pertahanan Indonesia yang termuat dalam Buku Putih Pertahanan Republik Indonesia. "Pemerintah perlu melihat lagi Buku Putih Pertahanan Republik Indonesia, apakah pengembangan dan penguatan TNI sudah sesuai atau belum,” kata Zainuddin.
Menurut politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu, Buku Putih Pertahanan Republik Indonesia merupakan bentuk kesadaran Indonesia sebagai bangsa besar dengan kondisi geopolitik dan geostrategis yang signifikan di lingkungan internasional. Karena itu, lanjutnya, kesadaran itu harus terus ditindaklanjuti dengan penguatan kapasitas pertahanan, salah satunya dengan pembentukan postur ideal TNI.
"Satu contoh saja, kalau kita lihat aspek anggaran, proporsi anggaran TNI dari APBN masih belum ideal. Anggaran TNI lebih banyak untuk belanja rutin serta gaji prajurit. Modernisasi alutsista sejak 2010 baru separuh dari kebutuhan minimum essential force. Sementara eskalasi potensi ancaman terus berkembang dinamis," ujar dia.
Untuk konteks itu, Zainuddin melanjutkan, Indonesia tertinggal dengan kekuatan negara lain yang mengalami pertumbuhan militer signifikan di Asia-Pasifik, seperti Jepang, Tiongkok, Amerika Serikat, dan India. Karena itu, lanjut Zainuddin, Buku Putih Pertahanan RI harus menjadi panduan bersama dalam pengembangan kekuatan TNI, termasuk politik anggaran di dalamnya.
Selain itu, kata dia, tema yang diangkat TNI dalam HUT ke-70 menunjukkan kekuatan sebenarnya TNI adalah bersama rakyat. Karena itu menurutnya, konsep sistem pertahanan semesta harus dipahami sebagai konsep pertahanan manunggal TNI dan rakyat. Keberadaan TNI tidak boleh dipisahkan dari masyarakat. TNI harus selalu dekat di tengah-tengah masyarakat.
"TNI harus menjadi tauladan dalam banyak aspek kehidupan bermasyarakat. Sehingga memudahkan mobilisasi umum suatu saat nanti ketika pertahanan semesta perlu diwujudkan karena keadaan darurat," tutur Zainuddin.
Editor : Bayu Probo
KPK Geledah Kantor OJK Terkait Kasus CSR BI
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menggeledah kantor Otoritas J...