HUT Pertambangan dan Energi, Menteri ESDM Hormati Pendahulunya
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Menteri Energi Dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Sudirman Said menghormati para pendahulunya dalam acara peringatan Hari Ulang Tahun Pertambangan dan Energi ke-70 di halaman Kementerian ESDM, Jakarta, hari Senin (28/9).
“Saya berharap suatu ketika rangkaian sejarah ini bisa tersambung begitu rupa, dan hadir disini seluruh Menteri y ang pernah memimpin Kementerian ini dengan segala kompleksitas dan tantangannya masing-masing,” kata Sudirman Said dalam sambutannya sebagaimana dikutip situs Kementerian ESDM.
Sudirman berterima kasih kepada Purnomo Yusgiantoro, yang telah mengusulkan tanggal 28 September sebagai hari jadi pertambangan dan energi.
“Kita menyampaikan kepada pendahulu kita, Purnomo Yusgiantoro yang telah mengusulkan 28 September sebagai Hari jadi pertambangan Dan Energi dan kemudian ditetapkan oleh Presiden kita Bapak Susilo Bambang Yudhoyono,” katanya.
Penetapan hari Jadi pertambangan dan Energi didasari oleh dua peristiwa penting yang bernilai sejarah, yakni pengambilalihan gedung Chishitsu chosacho (Jawatan Pertambangan di bawah Pemerintahan Jepang) dan penggantian nama lembaga menjadi Jawatan Tambang Geologi pada tanggal 28 Oktober merupakan landasan utama ditetapkannya Hari Pertambangan dan Energi.
Sebelum melaksanakan apel, rangkaian HUT Pertambangan dan Energi telah diawali dengan ziarah ke makam Arie Frederick Lasut di TPU Sasanalaya, Yogyakarta.
A.F. Lasut adalah seorang Geolog professional, seorang pembelajar yang dari waktu ke waktu prestasinya sangat membanggakan dan ketika pemerintah berpindah dari Jepang ke Belanda.
”Sebetulnya beliau bisa memilih hidup tenang berkolaborasi dengan pemerintah pendudukan karena sepanjang 1945-1949 yang datang kepada beliau bukan saja tekanan, bukan saja teror, tapi juga rayuan-rayuan, godaan himbauan untuk bergabung kepada pemerintah pendudukan Belanda dan beliau memilih jalan lurus memilih jalan membela bangsanya yang barusaja melalui masa transisi,” kata Sudirman Said.
“Perjuangan Arie Lasut dan para pemuda, adalah perjuangan yang ditempatkan dalam kontek memindahkan kekuasaan dan lain-lain dalam tempo yang sesingkat singkatnya dan secara seksama. Di antara data dan informasi yang dikejar Pemerintah Belanda adalah informasi mengenai kekayaan bumi kita,” kata dia menambahkan.
Heroisme beliau-beliau, lanjut Sudirman dapat kita jadikan teladan terus-menerus dan berjuang hari ini konteksnya berbeda, tidak perlu menyabung nyawa seperti A.F.Lasut, hanya butuh kejernihan berpikir, kebersihan hati dan kelurusan sikap kita, meskipun kita memerlukan spirit yang sama. Spirit untuk memperjuangkan sebesar-besar kemakmuran masyarakat, memperjuangkan hak publik di atas segala kepentingan yang lain.
Rangkaian apel HUT Pertambangan ini diisi dengan pembacaan sejarah singkat dan Keputusan Presiden Penetapan Hari Jadi Pertambangan dan Energi, pemberian Bintang Jasa, Penghargaan dan Bantuan Umroh, serta atraksi marching band dari STEM Akamigas, Cepu.
Editor : Bayu Probo
Jakbar Tanam Ribuan Tanaman Hias di Srengseng
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Suku Dinas Pertamanan dan Hutan Kota Jakarta Barat menanam sebanyak 4.700...